KUALA LUMPUR, SENIN — Polisi Malaysia, Senin (13/5/2019), mengatakan, pihaknya telah menangkap empat pria yang diduga merencanakan serangan, termasuk pembunuhan di wilayah sekitar ibu kota selama masa Ramadhan. Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid Bador kepada wartawan mengatakan, dua dari empat pria yang ditangkap adalah warga Rohingya, dan masing-masing seorang warga Malaysia dan satu warga negara Indonesia. Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita pistol dan enam bom rakitan.
Keempat tersangka itu diduga merupakan bagian dari kelompok yang dijuluki sebagai ”Kawanan Serigala”. Abdul Hamid Bador mengatakan, kawanan itu telah merencanakan serangan berskala besar pada minggu pertama Ramadhan. Serangan itu diduga dipicu balas dendam atas insiden tewasnya seorang anggota pemadam kebakaran November lalu. Insiden yang diduga diwarnai dengan aksi rasialis itu memicu kemarahan warga setempat.
Menurut Abdul Hamid, sel itu juga merencanakan operasi untuk membunuh beberapa tokoh ternama yang dinilai menghina dan tidak menegakkan agama.
Dalam rekaman video konferensi pers yang disaksikan Reuters, Abdul Hamid Bador tidak menyebutkan siapa saja target sasaran dari sel berjuluk ”Kawanan Serigala” itu.
Salah satu tersangka warga Rohingya mengatakan kepada polisi bahwa dia adalah pendukung Pasukan Penyelamat Arakan Rohingya (ARSA). Pria berusia 20 tahun itu diketahui memiliki kartu identitas sebagai pengungsi yang dikeluarkan Komisi Tinggi Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR).
ARSA adalah kelompok pemberontak di Myanmar yang diduga berada belakang sejumlah serangan dan pembunuhan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Mereka juga diduga berada dalam sejumlah serangan atas pos-pos aparat keamanan Myanmar di wilayah perbatasan dengan Bangladesh.
Serangan itu—antara lain terjadi pada pertengahan 2017—memicu operasi militer Myanmar dan menyebabkan ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dan sebagian mengungsi ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Para pengungsi itu biasanya menggunakan jalur laut mulai dari perairan Andaman hingga masuk ke perairan Selat Malaka. Mereka menggunakan perahu-perahu reyot untuk mencari suaka. Saat ini—menurut catatan PBB—setidaknya ada lebih dari 90.000 warga Rohingya di Malaysia. Namun, lembaga-lembaga kemanusiaan dan swadaya masyarakat memperkirakan ada 200.000 warga Rohingya yang tinggal di Malaysia.
Aparat keamanan Malaysia terus memperkuat pengawasan dan kewaspadaan sejak orang-orang bersenjata yang menyatakan berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) melakukan serangkaian serangan di Jakarta pada Januari 2016. (Reuters/JOS)