MANILA, SENIN— Rakyat Filipina memberikan suaranya dalam pemilu sela, Senin (13/5/2019). Pemilu ini diperkirakan semakin memperkuat dukungan terhadap Presiden Rodrigo Duterte (74) di parlemen sehingga akan memuluskan niatnya mengubah konstitusi dan menegakkan kembali hukuman mati.
Lebih dari 18.000 posisi akan diperebutkan, termasuk separuh dari kursi di tingkat Senat, yang selama ini menjadi benteng terhadap kebijakan kontroversial Duterte.
Sebanyak 62 juta pemilih yang terdaftar akan memilih dari 43.500 kandidat untuk parlemen pusat ataupun daerah, termasuk 81 kursi gubernur dan 1634 wali kota.
Pemilu ini menjadi semacam referendum bagi Duterte yang sejak berkuasa telah menumpas peredaran narkoba di Filipina. Langkah itu telah menewaskan sedikitnya 5.800 orang yang diduga atau dituduh sebagai pengedar narkoba.
”Nama Presiden Duterte tak ada di kertas suara, tetapi ini menjadi referendum terhadap tiga tahun kepemimpinannya,” kata analis politik Richard Heydarian.
Berebut Senat
Pertarungan yang paling krusial adalah di Senat. Ada 12 dari 24 kursi yang diperebutkan. Dalam sejarah, para senator yang menjabat selama 6 tahun itu memiliki reputasi yang lebih independen dibandingkan majelis rendah.
Duterte berharap Senat akan dikuasai pendukungnya sehingga ia bisa memuluskan agenda politiknya. Ia antara lain ingin menghidupkan kembali hukuman mati, juga mengubah konstitusi 1987 agar bisa kembali menjadi negara federal.
Kelompok oposisi mengingatkan bahwa langkah itu dikhawatirkan bisa mengubah aturan pembatasan jabatan presiden yang hanya satu kali, dan membuka peluang Duterte terpilih kembali.
Dalam survei independen yang dilakukan Pulse Asia, dari 12 kursi Senat yang diperebutkan, mayoritas kursi kemungkinan akan direbut pendukung Duterte.
Terlepas dari gaya kepemimpinannya yang kontroversial, popularitas Duterte tetap tinggi. Banyak warga Filipina yang cenderung terbuka terhadap otoritarianisme akibat kegagalan sejumlah pemimpin terdahulu.
Bagi sebagian rakyat, hal yang terpenting adalah bagaimana bisa bertahan hidup dari hari ke hari. ”Penerapan hukum darurat militer memang menakutkan, tetapi kami lebih takut mati karena kelaparan,” kata Arturo Veles, penganggur dan ayah enam anak.
Duterte kemarin berkampanye agar warga memilih para kandidat yang mendukungnya. Putri Duterte, Sara, juga mencalonkan diri untuk mempertahankan jabatannya sebagai wali kota di Davao City.