Vietnam Libatkan Militer dan Polisi Atasi Demam Babi
HANOI, SELASA — Vietnam menyatakan akan memobilisasi militer dan polisi untuk membantu mengatasi wabah demam babi Afrika yang telah membuat 4 persen populasi babi di negara itu dimusnahkan.
Oleh
·2 menit baca
HANOI, SELASA — Vietnam menyatakan akan memobilisasi militer dan polisi untuk membantu mengatasi wabah demam babi Afrika yang telah membuat 4 persen populasi babi di negara itu dimusnahkan.
Virus penyebab penyakit itu pertama kali terdeteksi di Vietnam pada Februari 2019. Virus menyerang peternakan di 29 provinsi dan memaksa pemerintah setempat memusnahkan lebih dari 1,2 juta babi.
”Dalam waktu dekat, tentara dan polisi akan berperan untuk memastikan babi yang terinfeksi dimusnahkan dalam batas waktu tertentu untuk mencegah penyakit ini menyebar,” tulis koran milik pemerintah, Tien Phong, mengutip pernyataan Menteri Pertanian Phung Duc Tien, Selasa (14/5/2019).
Dalam laporan tersebut, Tien mengatakan, polisi akan melakukan investigasi terhadap gagalnya pemerintah daerah mengatasi wabah ini.
”Industri peternakan Vietnam belum pernah mengalami wabah penyakit yang begitu berbahaya, kompleks, dan memakan biaya tinggi seperti ini,” ujar Menteri Pertanian Nguyen Xuan Cuong pada konferensi pers Senin (13/5/2019).
Banyak provinsi di Vietnam gagal mendeteksi wabah dan memusnahkan babi yang terinfeksi dengan benar akibat kurangnya anggaran dan lahan untuk menguburkan babi yang dimusnahkan.
Daging babi menyumbang tiga perempat dari total konsumsi daging di Vietnam yang memiliki penduduk 95 juta jiwa. Sebagian besar dari 30 juta babi yang diternakkan di Vietnam dikonsumsi penduduk setempat.
Dampak
Penyakit ini tidak terlalu berbahaya bagi manusia. Namun, babi yang terjangkit tidak bisa disembuhkan. Virus ini menyebar dengan cepat di China yang merupakan penghasil tertinggi daging babi di dunia.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Maret lalu, merekomendasikan agar Vietnam menetapkan wabah demam babi sebagai situasi darurat nasional.
Menurut FAO, demam babi Afrika (African swine fever/ ASF) adalah penyakit hewan yang fatal yang menyerang babi dan babi hutan, menyebabkan kematian hingga 100 persen. Menurut FAO, kondisi terakhir pada 9 Mei 2019, terdapat empat negara yang mengalami wabah penyakit ini, yakni China, Vietnam, Mongolia, dan Kamboja.
Di China, sejak terdeteksi pertama kali di Provinsi Liaoning pada 3 Agustus 2018, saat ini penyakit ini sudah menyebar ke 31 daerah. Lebih dari 1 juta babi terinfeksi sudah dimusnahkan. Pemerintah China telah menetapkan zona epidemik dan penyangga, memperketat distribusi babi, serta menutup pasar hewan di provinsi yang terjangkit untuk mengendalikannya.
Di Mongolia, penyakit ini pertama kali dilaporkan pada 19 Januari 2019. Sebanyak 105 peternakan di enam provinsi terserang dan lebih dari 10 persen populasi babi di Mongolia sudah mati atau dimusnahkan. (REUTERS/ADH)