Filipina menarik duta besar dan konsulnya di Kanada menyusul sikap Ottawa yang tidak mampu menepati tenggat penarikan kembali ratusan peti kemas berisi sampah yang menurut pejabat Filipina dikirim secara ilegal ke Manila.
Oleh
·2 menit baca
MANILA, KAMIS — Filipina menarik duta besar dan konsulnya di Kanada menyusul sikap Ottawa yang tidak mampu menepati tenggat penarikan kembali ratusan peti kemas berisi sampah yang menurut pejabat Filipina dikirim secara ilegal ke Manila. Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin, Kamis (16/5/2019), mengatakan, surat penarikan duta besar dan konsul di Kanada sudah dikirimkan dan para diplomat akan tiba di Manila ”dalam satu dua hari”.
”Kanada tidak bisa mematuhi tenggat 15 Mei dan kami akan terus mengurangi eksistensi diplomatik di Kanada hingga sampah itu dibawa kembali ke sana,” tulis Locsin di Twitter.
Juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Salvador Panelo, mengatakan, langkah tersebut merupakan peringatan kepada Kanada bahwa Filipina siap memperburuk hubungan dengan mereka dalam persoalan sampah ini. ”Sikap presiden sangat jelas: bawa kembali sampah itu atau hubungan kita berakhir,” ujar Panelo.
Hubungan Filipina dan Kanada telah memburuk sejak perusahaan Kanada mengirim 100 peti kemas yang isinya termasuk sampah busuk yang keliru dilabeli sebagai barang daur ulang ke pelabuhan Manila tahun 2013 dan 2014.
Filipina menetapkan tenggat 15 Mei 2019 bagi Kanada untuk mengambil kembali peti kemas itu. Sejak saat itu, Kanada menyampaikan sedang merencanakan menarik kembali peti kemas itu tanpa memberikan kepastian kapan hal itu dilakukan.
Limbah
Setidaknya 103 peti kemas berisi sampah rumah tangga, termasuk botol plastik, tas, koran bekas, dan popok, dikapalkan dalam beberapa pengiriman dari Kanada ke Filipina pada kurun 2013-2014.
Sebagian besar peti kemas tetap berada di dua pelabuhan di Manila dan Subic utara. Kehadiran peti kemas itu memicu protes dari para aktivis lingkungan.
Para pejabat Filipina mengatakan, peti kemas tersebut salah diberi label oleh sebuah perusahaan sebagai plastik daur ulang. Untuk itu Filipina meminta Kanada mengambil kembali peti kemas berisi sampah itu.
Melalui kedutaan besarnya di Manila, Pemerintah Kanada menyatakan, Kanada ”sangat berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Filipina untuk menyelesaikan masalah ini”.
Pada tahun 2016, Pengadilan Manila memerintahkan importir untuk mengapalkan peti kemas berisi limbah itu kembali ke Kanada. Isi 34 dari 103 peti kemas telah dibuang di tempat. Komisioner Bea Cukai Filipina Rey Leonardo Guerrero mengatakan, ”birokrasi yang lambat” di Kanada memperlambat proses pengiriman peti kemas yang tersisa.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada 2017 mengatakan, aturan yang menghambat pengiriman kembali peti kemas itu sudah diperbaiki. (AFP/AP/ADH)