KUALA LUMPUR, JUMAT— Timor Leste akan menjadi negara pertama di dunia yang mendaur ulang semua sampah plastiknya. Negara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu bisa menjadi contoh bagi negara lain.
Negara itu bekerja sama dengan lembaga penelitian Mura Technology dari Australia membangun pabrik daur ulang plastik yang revolusioner. Pabrik senilai 40 juta dollar AS itu memastikan tak ada plastik yang sudah dipakai di negara itu menjadi sampah. Semua sampah plastik akan didaur ulang menjadi produk baru.
Mura Technology akan membantu Dili dalam membangun organisasi nirlaba, RESPECT, yang akan mengoperasikan pabrik daur ulang plastik. Menurut rencana, pabrik daur ulang plastik itu akan diluncurkan pada akhir tahun 2020.
”Ini adalah negara kecil di mana kami bisa membuat perubahan—menjadi negara pertama di dunia yang bebas dari sampah plastik di tengah kawasan yang memiliki polusi laut yang besar,” kata Thomas Maschmeyer, salah seorang penemu teknologi daur ulang yang akan diterapkan di pabrik baru itu.
”Plastik, jika tidak diurai dengan baik, merupakan sesuatu yang berbahaya, (tetapi) kalau Anda mengurainya dengan baik, akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” ujar Maschmeyer.
Dalam sehari, Timor Leste menghasilkan 70 ton limbah plastik setiap hari. Maschmeyer mengatakan, pabrik daur ulang tersebut nantinya akan menggunakan teknologi kimia yang akan dengan cepat mengubah limbah plastik menjadi bahan cair atau gas tanpa menambahkan minyak mineral.
Teknologi yang sama, menurut rencana, juga dipakai di pabrik-pabrik lain di Kanada, Australia, dan Inggris. ”Persoalannya dengan plastik adalah apa yang akan Anda lakukan ketika selesai menggunakannya,” kata Maschmeyer, yang juga dosen di University of Sydney itu.
Di banyak negara Asia, dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang pesat ditambah garis pantai yang panjang dan kota yang padat penduduk, sampah dan limbah plastik telah memenuhi lautan. Menurut para pakar, lebih dari 8 juta ton plastik berakhir di lautan setiap tahun. Hal ini sama seperti sekitar satu truk penuh sampah setiap menit membanjiri lautan. China, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand termasuk negara penghasil sampah plastik terbesar dunia.
Terlepas dampaknya pada kesehatan manusia dan lingkungan, 21 negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) menyatakan, sampah plastik merugikan sektor pariwisata, perikanan, dan industri perkapalan sekitar 1,3 miliar dollar AS dalam setahun.