RIYADH, SELASA— Arab Saudi kembali menuding pemberontak Houthi mencoba menyerang Mekkah. Houthi membantah tudingan dan balik menuduh Riyadh mencari sokongan atas invansinya ke Yaman.
Dalam pernyataan pada Selasa (21/5/2019), koalisi pimpinan Arab Saudi menyebut ada rudal di langit Jeddah dan Taif. ”Pasukan Kerajaan Saudi menemukan benda terbang di wilayah terlarang pada Provinsi Jeddah dan Taif, lalu mengatasinya sesuai kebutuhan pada situasi itu,” demikian pernyataan yang disiarkan kantor berita Saudi, SPA.
Kedutaan Besar Arab Saudi di Amerika Serikat malah menyebut dua rudal dicegat di wilayah udara Mekkah. Riyadh mengatakan, salah satu dari dua rudal itu mengarah ke Mekkah. Riyadh tidak mengajukan bukti pendukung untuk pernyataan itu.
Tudingan sejenis pernah dilontarkan pada Oktober 2016. Kala itu, Riyadh menyebut Houthi menembakkan rudal Burkan-1 dari Yaman menuju Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Rudal itu dinyatakan dicegat di udara.
Yaman punya sejumlah rudal scud dari dekade 1980-an. Rudal-rudal itu kini dikuasai pasukan pendukung pemerintah ataupun kubu oposisi.
”Saudi mencoba, melalui semua tuduhan ini, mencari dukungan atas agresi brutalnya terhadap Yaman,” kata juru bicara Houthi, Yahya Sarea, menanggapi tuduhan Saudi.
Bersama sejumlah negara, Saudi menginvansi Yaman sejak 2015. Koalisi pimpinan Saudi beralasan membantu Pemerintah Yaman menghadapi pemberontak.
Target militer
Beberapa hari lalu, Houthi mengumumkan rencana ratusan serangan terhadap aneka fasilitas militer Arab Saudi dan koalisinya. Rencana itu antara lain diwujudkan dengan menyerang Bandara Najran yang diduga menjadi salah satu pangkalan intelijen Amerika Serikat di Arab Saudi. Houthi dan Riyadh sama-sama membenarkan ada serangan itu.
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, menyebut, Houthi mencoba menyasar fasilitas sipil. Ia tidak menyebutkan sasaran yang dimaksud. Tidak dijelaskan pula soal korban akibat pengeboman itu.
Ia hanya menyebut akan ada pembalasan kuat atas serangan itu. Tidak lupa, ia mengatakan, Houthi adalah milisi teroris sokongan Iran.
Houthi mengatakan, serangan ke Najran menyasar fasilitas militer di sana. Houthi menggunakan Qasef2K untuk menyerang bandara dekat perbatasan Arab Saudi-Yaman itu. Tahun lalu, bandara itu dilaporkan menjadi pangkalan para analis intelijen AS di Arab Saudi. Para analis itu memasok informasi ke koalisi pimpinan Arab Saudi dan pasukan AS di dekat perbatasan Arab Saudi-Yaman.
Kementerian Pertahanan dan Komando Tengah AS, membawahkan operasi militer AS di Timur Tengah, belum berkomentar soal serangan itu. AS selama bertahun-tahun memasok informasi intelijen dan aneka persenjataan ke koalisi Arab Saudi. Pasokan itu kerap dikritik berbagai pihak, terutama karena berkali-kali serangan koalisi menimbulkan korban jiwa warga sipil.(AP/REUTERS/RAZ)