KAIRO, KOMPAS— Qatar mengungkapkan, Senin (27/5/2019), pihaknya telah menerima undangan dari Arab Saudi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab dan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang akan digelar di kota suci Mekkah pada Kamis lusa.
Kementerian Luar Negeri Qatar dalam keterangan persnya menyampaikan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamd al-Thani menerima undangan dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab dan KTT GCC itu. Undangan tersebut disampaikan Sekjen GCC Abdullatif bin Rashid al Zayani.
Sejauh ini, Qatar belum memberikan konfirmasi, apakah akan hadir atau absen pada forum KTT Liga Arab dan KTT GCC tersebut. Qatar saat ini sedang mengalami hubungan buruk dengan Arab Saudi, menyusul langkah Arab Saudi memimpin blokade total terhadap Qatar sejak Juni 2017. Turut juga memblokade terhadap Qatar, yaitu Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain.
Sebelumnya, Qatar pernah menolak undangan Raja Salman untuk menghadiri KTT GCC di Riyadh pada Desember 2018. Qatar saat itu hanya mengirim delegasi setingkat menteri urusan negara pada forum tersebut. Padahal, pada KTT GCC di Kuwait bulan Desember 2017, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamd al-Thani memimpin sendiri delegasi Qatar.
Kemungkinan besar Qatar juga akan mengirim delegasi setingkat menteri urusan negara pada KTT Liga Arab dan KTT GCC di Mekkah, seperti halnya pada KTT GCC di Riyadh pada Desember 2018.
Ada dua agenda utama KTT Liga Arab dan KTT GCC di Mekkah itu. Pertama membahas peristiwa sabotase terhadap empat kapal tanker dekat Pelabuhan Fujairah di UEA pada Minggu (12/5/2019). Dua dari empat kapal tanker itu milik Arab Saudi. Dua sisanya, satu milik UEA dan satu lagi milik Norwegia.
Kedua, aksi serangan pesawat tanpa awak (drone) milik kelompok Houthi di Yaman atas dua stasiun pompa minyak di bagian timur barat milik Aramco—perusahaan minyak terbesar milik Arab Saudi—Selasa (14/5/2019). Pipa itu mengalirkan minyak dari ladang di provinsi timur Arab
Saudi ke Pelabuhan Yanbu di pantai barat. Jalur pipa ter-
sebut merupakan jalur alternatif bagi Arab Saudi dari jalur Selat Hormuz yang kerap terancam situasi tegang di Teluk Persia.
Milisi Houthi pekan lalu kembali menyerang dua kali dengan pesawat tanpa awak ke pangkalan udara militer Arab Saudi di Provinsi Najran yang berbatasan dengan Yaman.
Arab Saudi dan sekutunya, yakni UEA dan Bahrain, berusaha membangun opini untuk mengaitkan peristiwa sabotase empat kapal tanker dan serangan pesawat tanpa awak milik milisi Houthi itu dengan hubungan tegang AS-Iran di Teluk Persia saat ini setelah Presiden AS Donald Trump memobilisasi armada perang AS ke kawasan itu.
Arab Saudi selama ini selalu menuduh Iran berada di balik serangan pesawat tanpa awak milisi Houthi atas berbagai sasaran di Arab Saudi. Arab Saudi sering menyebut Iran telah menyuplai teknologi pesawat tanpa awak kepada milisi Houthi melalui pelabuhan Hodeidah di Yaman barat.
Penyelenggaraan KTT Liga Arab dan KTT GCC atas inisiatif Arab Saudi itu bersamaan dengan langkah Iran melakukan misi diplomasi dengan mengirim delegasi ke Irak, Kuwait, Qatar, dan Oman dalam upaya menurunkan eskalasi ketegangan AS-Iran di Teluk Persia.
Aksi diplomasi Iran secara mendadak tersebut ditengarai sebagai reaksi atas KTT Liga Arab dan KTT GCC besutan Arab Saudi. Disinyalir Irak akan menggelar KTT tandingan dengan mengundang semua negara anggota GCC plus Irak, Iran, dan Turki untuk menurunkan ketegangan di Teluk Persia.