LONDON, SENIN— Sebagian calon Perdana Menteri Inggris ingin perundingan ulang soal cara negara itu keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Sebagian sejak awal menyatakan posisi keras.
”Isu paling besar tentu saja Brexit, tidak ada hal lain yang dipikirkan Partai Konservatif sekarang,” kata pengajar ilmu politik di Universitas London, Tim Bale, Senin (10/6/2019), di London, soal proses pemilihan calon ketua umum Partai Konservatif Inggris.
Salah satu kandidat, Boris Johnson, yang pernah menjadi menteri luar negeri dalam kabinet pimpinan mantan Perdana Menteri Therasa May, menunjukkan sikap keras soal Brexit. Ia menyebut akan menunda pembayaran uang pisah senilai 49,6 juta miliar dollar AS sampai ada kesepakatan lebih baik soal Brexit.
Nilai pembayaran itu disepakati May dengan UE dalam rangkaian panjang perundingan sejak 2016. ”Saya kira teman dan mitra kita perlu memahami bahwa uang akan dipertahankan (tidak dibayarkan) sampai ada kejelasan soal ke depan. Dalam mengupayakan kesepakatan, uang ada adalah pelumas dan pelarut penting,” ujarnya.
Calon lain
Calon lain, yakni Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, Menteri Pertanian Michael Gove, dan Menteri Dalam Negeri Sajid Javid, juga mau melakukan perundingan ulang. Namun, mereka tak menyinggung soal penundaan pembayaran London kepada Brussels. Javid malah menyebut siap berunding dan menawarkan pembayaran baru demi menjaga perbatasan dengan Irlandia tetap dibuka. Irlandia berbagi pulau Irlandia Utara yang merupakan wilayah Inggris. Irlandia menjadi anggota UE terdekat secara geografis dengan Inggris.
”Hal itu jelas prioritas saya dan menjadi prioritas pemerintah untuk keluar dengan kesepakatan. Fokusnya harus soal kesepakatan,” ujarnya seraya menekankan penggunaan teknologi untuk menjaga perbatasan dengan Irlandia tetap dibuka.
Perbatasan Irlandia menjadi salah satu isu Brexit. ”Saya akan menawarkan membayar seluruh biaya untuk sistem baru di perbatasan, tidak hanya untuk kita, tetapi juga bagi Irlandia,” katanya.
Sementara Hunt mengatakan sudah mendapatkan indikasi dari Kanselir Jerman Angela Merkel soal perundingan ulang Brexit. Sebaliknya, UE berulang kali menyatakan tidak ada perundingan ulang soal Brexit. Kesepakatan sudah dibuat dengan May.
Ketua Umum Partai Konservatif Theresa May mengundurkan diri pekan lalu. Hal itu membuat ia otomatis mundur sebagai Perdana Menteri Inggris. Seperti di banyak penerap parlementarianisme, PM Inggris adalah pimpinan partai atau koalisi partai pemilik kursi terbanyak di Inggris. Dengan pengunduran diri May, Partai Konservatif menggelar pemilu internal untuk memilih pengganti May.
May mundur karena gagal mendapatkan persetujuan parlemen soal Brexit. May bertahun-tahun berunding dengan UE soal mekanisme Brexit. Agar bisa diterapkan, usulan mekanisme tersebut harus disetujui parlemen.