TEHERAN, RABU— Teheran meminta Jepang menjadi penengah untuk menyelesaikan konflik Iran dengan Amerika Serikat. Jepang diharapkan bisa meringankan sanksi AS yang membatasi ekspor minyak Iran.
”Jepang bisa membantu meringankan ketegangan antara Iran dan AS. Sebagai bentuk itikad baik, AS seharusnya mengakhiri sanksi minyak yang tidak adil, melanjutkan pengecualian, atau menunda sanksi,” kata salah seorang pejabat senior Iran yang tak mau disebutkan namanya karena tidak berwenang membahas masalah itu, Rabu (12/6/2019), di Teheran.
Harapan itu dilontarkan di tengah lawatan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Iran. Abe tiba di Teheran pada Rabu malam WIB. Beberapa jam setelah mendarat, Abe bertemu secara tertutup dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Sementara Kamis pagi ini, Abe dijadwalkan bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pada Kamis siang, Abe dijadwalkan terbang dari Teheran.
Jepang dekat dengan Iran ataupun AS. Jepang merupakan salah satu importir terbesar minyak Iran. Jepang mendapat pengecualian dan bisa tetap mengimpor minyak Irak saat AS memberlakukan rangkaian sanksi baru yang bertujuan menutup total keran ekspor minyak Iran. Memang, kini pengecualian itu tidak diberikan lagi dan Iran tidak bisa mengekspor minyak ke Jepang. Karena itu, ketegangan AS-Iran buruk bagi Jepang.
Di sisi lain, hubungan pribadi Abe dengan Presiden AS Donald Trump tergolong dekat. Abe-Trump berdiskusi dalam beberapa kesempatan selama empat hari kala Trump melawat ke Tokyo pada akhir Mei 2019. Kala itu, Trump mendukung rencana Abe untuk melawat ke Iran serta kemungkinan Jepang menjadi penengah AS-Iran. Abe juga menelepon Trump sehari sebelum bertolak ke Teheran. Dalam perbincangan telepon tersebut, Abe-Trump membahas situasi terakhir di Jepang.
”Abe bisa menjadi penengah yang hebat. Jepang selalu menghormati Iran dan Abe bisa memainkan peran sangat membangun untuk meredakan ketegangan yang bisa membahayakan kawasan,” kata pejabat lain di pemerintahan Iran.
Berbeda
Sayangnya, para pejabat Jepang punya harapan berbeda dari pejabat Iran. Abe dinyatakan tidak akan ke Teheran untuk menengahi Iran dan AS. Meskipun demikian, Jepang menjadikan peredaan ketegangan sebagai tujuan utama lawatan itu. ”Dia menyinggung masalah itu (mediasi Iran-AS), tetapi itu tidak berarti dia akan menyampaikan pesan dari Washington,” kata seorang pejabat Jepang yang tidak bersedia diungkapkan namanya karena tidak punya kewenangan untuk isu itu.
Abe juga tidak akan menyampaikan daftar permintaan kepada Teheran. Abe lebih ingin menjadi pihak penghubung yang netral.
”Di tengah keprihatinan pada perkembangan ketegangan di Timur Tengah dan perhatian komunitas internasional pada masalah ini, Jepang berharap melakukan upaya terbaik demi perdamaian dan stabilitas kawasan. Berdasarkan hubungan persahabatan tradisional antara Jepang dan Iran, saya berharap ada pertukaran pendapat secara terus terang dengan Presiden Rouhani dan Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei demi meredakan ketegangan,” kata Abe sebelum bertolak ke Teheran. (AP/AFP/REUTERS/RAZ)