Belasan Negara Selaraskan Persepsi Hukum Laut Internasional
Enam belas negara menyelaraskan persepsi mengenai hukum laut internasional untuk menutupi celah keamanan laut serta meningkatkan ketaatan hukum dan kerja sama lintas negara.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Enam belas negara menyelaraskan persepsi mengenai hukum laut internasional untuk menutupi celah keamanan laut serta meningkatkan ketaatan hukum dan kerja sama lintas negara.
Penyelarasan persepsi dilakukan dalam The 9th Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) yang diadakan Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Australian Border Force (ABF) selama 18-20 Juni 2019, di Jakarta. Negara lain yang turut hadir dalam acara tersebut adalah Bangladesh, Kamboja, Jepang, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Papua Niugini, Filipina, Sri Lanka, Singapura, Korea Selatan, Timor Leste, dan Turki.
”Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesepahaman bersama mengenai arti penting ketaatan terhadap hukum yang kita sepakati dan kerja sama antar-negara peserta dalam menanggulangi isu-isu keamanan laut yang bersifat lintas batas negara,” kata Pelaksana Harian Direktur Kerja Sama Kolonel Bakamla Salim mewakili Kepala Bakamla Laksdya Bakamla A Taufiq R, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Sejumlah topik yang dibahas dalam MSDE antara lain penyampaian pemahaman negara-negara peserta mengenai hukum laut internasional UNCLOS 1982 dan konvensi-konvensi internasional terkait lainnya. Tidak hanya itu, peserta juga memaparkan penerapan konvensi-konvensi internasional terhadap isu-isu keamanan dan keselamatan maritim yang pernah ditangani.
Salim melanjutkan, Indonesia berharap agar kerja sama serupa terus dilakukan. Hal ini diperlukan mengingat keamanan laut lintas negara merupakan isu yang sangat kompleks.
Komandan Komando Perbatasan Maritim (MBC) Australia Laksamana Muda Lee Goddard sebelumnya mengatakan, kerja sama tentang keamanan laut sangat dibutuhkan saat ini. Apalagi, sejumlah penelitian menyebutkan negara-negara di kawasan Asia merupakan penyokong utama pertumbuhan ekonomi dunia.
Baca juga:
Pertumbuhan ekonomi Asia yang termasuk stabil saat ini tentunya membuat jalur laut perdagangan internasional ikut terpengaruh. Tingginya lalu lintas perdagangan internasional akan menciptakan tantangan dalam menjaga keamanan dan keselamatan maritim di kawasan.