China dan Korea Utara sepakat bahwa penguatan hubungan bilateral di tengah dinamika internasional berdampak positif bagi keamanan kedua negara dan kawasan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
SEOUL, JUMAT — China dan Korea Utara sepakat bahwa penguatan hubungan bilateral di tengah dinamika internasional berdampak positif bagi keamanan kedua negara dan kawasan. Dua negara ini juga setuju untuk meningkatkan dan memperkuat kerja sama di sejumlah bidang.
Presiden China Xi Jinping, Jumat (21/6/2019), sedang berada di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, dalam rangkaian kunjungan dua hari sejak Kamis. Xi disambut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kunjungan Xi tersebut membawa misi untuk memperkuat hubungan bilateral ketika pada saat yang bersamaan Korea Utara sedang menghadapi sanksi PBB atas program nuklir dan negosiasi denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS).
”Kami setuju bahwa penyelesaian politik masalah nuklir di Semenanjung Korea telah menjadi tren yang tak terhindarkan. Kedua negara perlu untuk tetap melanjutkan pembicaraan mengenai perdamaian,” kata Xi dikutip dari kantor berita China, Xinhua.
Xi memuji upaya Pyongyang untuk melakukan denuklirisasi. Dunia, katanya, berharap agar Korea Utara dan AS dapat melanjutkan diskusi hingga negosiasi tercapai. China dengan tegas mendukung Kim mencari solusi atas isu Semenanjung Peninsula.
Negosiasi denuklirisasi antara AS dan Korea Utara yang kedua gagal saat berlangsung di Hanoi, Vietnam, awal 2019. Pyongyang telah melanjutkan sejumlah uji coba senjata dan memperingatkan AS untuk lebih fleksibel dalam persyaratannya. AS menginginkan Korea Utara melucuti senjata nuklir terlebih dulu sebelum mencabut sanksi ekonomi.
Kunjungan Xi merupakan pertama kali bagi kepala negara China ke Korea Utara selama 14 tahun terakhir. Kunjungan ini dilakukan satu pekan sebelum Xi bertemu Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan G-20 di Osaka, Jepang.
Kim mengatakan, kunjungan Xi membawa dukungan baru bagi Korea Utara yang sedang berjuang menghadapi sanksi ekonomi. Oleh karena itu, persahabatan kedua negara yang tidak berubah perlu ditunjukkan kepada dunia.
China merupakan satu-satunya sekutu besar Korea Utara. Meskipun begitu, kedua negara sering kali bersitegang. China keberatan dengan uji coba nuklir yang sering dilakukan Korea Utara.
Mengutip kantor berita Korea Utara, KCNA, Xi dan Kim sepakat untuk memiliki komunikasi strategis dan memperdalam kerja sama di berbagai bidang.
Pengamat Institut Strategi Keamanan Nasional Seoul, Korea Selatan, Park Byung-kwang berpendapat, pertemuan Xi dan Kim ini merupakan kelima kali. ”Ini menunjukkan hubungan kedua negara telah sepenuhnya menjadi normal, yaitu hubungan yang tradisional, bersahabat, dan khusus,” katanya.
Sambutan mewah
Kunjungan Xi disambut secara mewah oleh Pyongyang. Melalui foto dan video yang dirilis KCNA, Kim dan Xi tampil dengan senyum lebar ketika bertemu di bandara. Mereka kemudian mengendarai limusin dengan atap terbuka. Sepanjang jalan, ribuan orang bersorak menyambut Xi.
Selanjutnya, keduanya menghadiri pertunjukan Mass Games. Pertunjukan yang bertajuk Sosialisme yang Tak Terkalahkan itu dipersiapkan khusus untuk Xi. Mereka menampilkan lagu dengan judul Tanpa Partai Komunis, Tidak Ada China Baru dan Aku Cinta Kamu, China.
Surat kabar Korea Utara, Rodong Sinmun, menerbitkan edisi khusus pada Jumat (21/6/2019). Delapan dari 10 halaman surat kabar ini memuat foto dan artikel mengenai kunjungan Xi.
Kunjungan Xi ke Korea Utara kemungkinan akan diikuti pemberian bantuan makanan, pupuk, dan bantuan medis dalam jumlah besar. (REUTERS/AP)