Pasar saham di Asia bergerak relatif mendatar di awal perdagangan, Kamis (27/6/2019). Investor dan pelaku pasar menunggu sinyal kemungkinan kemajuan dalam kebuntuan perdagangan China-Amerika Serikat. Hal ini terkait dengan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Osaka, Jepang, pada Sabtu pagi.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, KAMIS — Pasar saham di Asia bergerak relatif mendatar di awal perdagangan, Kamis (27/6/2019). Investor dan pelaku pasar menunggu sinyal kemungkinan kemajuan dalam kebuntuan perdagangan China-Amerika Serikat. Hal ini terkait dengan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Osaka, Jepang, pada Sabtu pagi.
Trump mengatakan, Rabu, kesepakatan perdagangan dengan Presiden Xi mungkin dilakukan akhir pekan ini. Namun, ia juga memperingatkan, dirinya siap untuk mengenakan tarif AS pada hampir semua impor China yang tersisa jika perundingan gagal.
Trump juga meningkatkan kemungkinan bahwa dirinya dapat mengenakan bea masuk yang lebih rendah, yakni 10 persen, pada daftar impor China senilai 300 miliar dollar AS, alih-alih tarif sebesar 25 persen yang diusulkan sebelumnya.
Dalam perjalanan menuju pertemuan KTT G-20 di Jepang, Trump menulis pernyataannya melalui akun Twitter-nya. Ia mengatakan, dirinya pergi ke KTT itu untuk menyelamatkan dunia.
”Yang terbaik yang bisa diharapkan adalah gencatan senjata untuk menghindari kenaikan tarif dan membantu mengatur tahapan pembicaraan lebih lanjut; dan ini bukan skenario bahwa ekuitas harus dirayakan,” kata seorang analis di JP Morgan dalam sebuah catatan kepada klien.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,01 persen dalam perdagangan yang relatif sepi. Indeks Nikkei Jepang naik 0,3 persen, dibantu oleh melemahnya yen, sementara saham Australia turun 0,4 persen. E-Mini futures untuk S&P 500 menguat 0,03 persen. Bursa Wall Street juga berhati-hati semalam, sedangkan Indeks Dow Jones berakhir pada hari Rabu turun 0,04 persen. Adapun Indeks S&P 500 kehilangan 0,12 persen, sementara Indeks Nasdaq naik 0,32 persen.
Kebijakan The Fed
Trump juga mempertimbangkan kebijakan moneter AS. Ia menuduh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell melakukan ”pekerjaan buruk” dan ”berusaha membuktikan betapa keras dirinya” dengan tidak memangkas suku bunga.
Pasar yakin, The Fed memang akan melonggarkan pada pertemuan berikutnya, Juli, tetapi harus mengurangi taruhan pada penurunan setengah poin menyusul komentar hati-hati dari sejumlah pembuat kebijakan keuangan AS itu.
Imbal hasil US Treasury naik sebagai respons atas proyeksi itu. Meskipun demikian, imbal hasil US Treasury dua tahun berada sedikit di atas posisi terendah 19 bulan, dengan imbal hasil 1,77 persen. Tekanan pada dollar AS pun turun, dengan dollar AS naik tipis ke level 96,175 terhadap sejumlah mata uang utama global. Dollar AS naik secara moderat terhadap yen menjadi di level 107,76 per dollar AS. Euro juga turun kembali ke level 1,1371 per dollar AS.
Sementara itu, harga minyak mengalami aksi ambil untung di Asia setelah naik semalam karena penarikan yang lebih besar dari yang diperkirakan atas stok minyak mentah. Hal ini seiring dengan ekspor yang mencapai rekor tertinggi dan kejutan penurunan stok produk olahan. Minyak mentah berjangka Brent turun 54 sen menjadi 65,95 dollar AS per barel, sementara minyak mentah AS melemah 48 sen menjadi 58,84 dollar AS per barel. (REUTERS)