TOKYO, KAMIS— Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono kembali mengingatkan para kandidat perdana menteri Inggris untuk mencegah terjadinya Brexit tanpa kesepakatan. Jika Inggris keluar tanpa kesepakatan, kemungkinan besar perusahaan-perusahaan Jepang akan meninggalkan Inggris.
Menurut Kono, ia telah menyampaikan permintaannya dalam pertemuan-pertemuan pada masa lalu dan saat ini dengan mitranya dari Inggris, Jeremy Hunt, dan mantan Menlu Boris Johnson. Kedua orang itu kini bersaing untuk memperebutkan kursi pemimpin Partai Konservatif dan menggantikan Theresa May sebagai PM Inggris. Voting oleh 160.000 anggota Konservatif akan digelar pada 17 Juli mendatang.
Johnson, yang merupakan kandidat favorit untuk menggantikan May, sejak awal sudah menegaskan bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober 2019 dengan atau tanpa kesepakatan dengan Uni Eropa.
”Kami tak ingin mengganggu hubungan ekonomi Jepang- Inggris. Kami mohon Pemerintah Inggris memberi tahu apa yang bisa diharapkan perusahaan-perusahaan Jepang terkait Brexit. Dalam setiap kesempatan (dengan Menlu Inggris), hanya satu isu besar: tolong jangan sampai terjadi Brexit tanpa kesepakatan,” kata Kono kepada BBC, Kamis (27/6/2019).
Saat ini lebih dari 1.000 perusahaan Jepang beroperasi di Inggris. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa dilandasi kesepakatan akan berisiko besar bagi investasi Jepang. Saat ini, kata Kono, banyak perusahaan Jepang yang khawatir karena tidak tahu apa yang akan terjadi. Sementara sejumlah perusahaan lainnya telah memindahkan operasi mereka ke negara-negara lainnya di Eropa. ”Apa pun bisa terjadi. Kemungkinan investasi (di Inggris) bisa berkurang,” katanya.
Kono mencontohkan salah satu perusahaan otomotif terdepan di Jepang yang menghadapi risiko besar jika Brexit terjadi tanpa kesepakatan. ”Jika mereka harus melewati inspeksi pihak bea cukai (Uni Eropa), perusahaan-perusahaan itu sulit melanjutkan investasinya,” ujar Kono.
Meski demikian, Takahito Tokita, pimpinan Fujitsu, mengatakan bahwa perusahaan teknologi raksasa itu belum memiliki rencana mengurangi operasi mereka di Inggris. ”Fujitsu akan tetap melanjutkan investasinya di pasar Inggris karena Inggris merupakan pasar yang penting bagi kami,” kata Tokita.
(AP/AFP/REUTERS/MYR)