KAIRO, KOMPAS— Hanya kurang dari sepekan sejak Amerika Serikat menggulirkan proposal damai Palestina-Israel, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz, dalam kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, mengajak dunia Arab membangun perdamaian regional. Ia menawarkan konsep perdamaian yang berpijak pada ekonomi (economy first) sebelum isu politik, senada dengan proposal AS.
Katz berkunjung ke Abu Dhabi, Minggu (30/6/2019), untuk menghadiri konferensi PBB tentang lingkungan hidup yang juga dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Harian Al Quds al-Arabi, Selasa (2/7), melaporkan bahwa Katz bertemu pejabat tinggi UEA yang tak disebut namanya guna membahas kemungkinan membangun perdamaian regional.
Kepada UEA, ia menawarkan konsep perdamaian yang berpijak pada ekonomi dalam bentuk proyek pembangunan jaringan kereta api cepat yang menghubungkan UEA, Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, dan Jordania dengan kota pelabuhan Haifa di Israel. Katz meminta UEA melobi Arab Saudi agar menerima proyek ekonomi ambisius itu.
Katz berjanji akan melobi China agar ikut serta menjadi investor pembangunan jaringan kereta api cepat penghubung negara-negara Arab Teluk dan Jordania dengan Israel.
Kunjungan pejabat senior Israel ke negara-negara Arab Teluk jarang terjadi, tetapi akhir- akhir ini frekuensi kunjungan itu meningkat. Katz merupakan pejabat Israel tertinggi yang mengunjungi negara Arab Teluk setelah kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu ke Oman, akhir Oktober 2018.
Kunjungan Katz hanya berselang empat hari setelah AS menggelar konferensi di Manama, Bahrain, 25 dan 26 Juni lalu, dan menyerukan dunia Arab dan Palestina untuk menerima transaksi abad ini. Di forum itu, Penasihat Politik Presiden AS Donald Trump yang juga menantunya, Jared Khusner, menawarkan konsep perdamaian economy first dalam bentuk proyek ekonomi senilai 50 miliar dollar AS untuk pembangunan berbagai proyek industri di Tepi Barat, Jalur Gaza, Mesir, Jordania, dan Lebanon.
Katz dalam keterangan pers yang dilansir Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, dirinya sangat bersemangat berada di Abu Dhabi untuk mewakili kepentingan Israel di Arab Teluk. UEA sendiri, meskipun belum menjalin hubungan resmi dengan Israel, sudah dikenal telah lama merajut hubungan mesra dengan Tel Aviv.
Kerja sama strategis
Direktur Mossad—dinas intelijen luar negeri Israel—Yossi Cohen dalam konferensi keamanan tahunan di Herzliya, dekat Tel Aviv, Senin (1/7), mengungkapkan kian berkembangnya hubungan Israel dan Kesultanan Oman terakhir ini, dan telah menempatkan perwakilan Israel di Muscat, Oman.
Cohen mengungkapkan pula telah terjalin kerja sama strategis antara Israel dan sejumlah negara Arab untuk mewujudkan kesepahaman regional dalam upaya mewujudkan perdamaian komprehensif di Timur Tengah. Ia tidak menyebut nama negara Arab tersebut.
Beberapa media melansir negara yang dimaksud adalah UEA, Bahrain, dan Arab Saudi yang telah membangun kesepahaman strategis dengan Israel untuk menghadapi musuh bersama, Iran. Menurut Cohen, Mossad telah membentuk direktorat khusus bidang politik dan strategi yang membawa misi membangun kesepahaman regional untuk mencapai perdamaian komprehensif.