Boris Johnson Terpilih Menjadi Perdana Menteri Inggris
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
LONDON, SELASA — Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson (55), terpilih sebagai perdana menteri negara itu, Selasa (23/7/2019). Johnson berjanji segera menyelesaikan isu Brexit yang telah membayangi Inggris selama beberapa tahun terakhir.
Johnson memenangi 92.153 suara dari anggota Partai Konservatif. Sementara saingannya, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, memperoleh 46.656 suara. Johnson dijadwalkan dilantik bersamaan dengan mundurnya Theresa May dari jabatan perdana menteri pada Rabu (24/7/2019).
Dukungan suara terhadap Johnson termasuk spektakuler. Johnson terkenal sebagai politisi berambisi yang berpidato dengan bahasa yang penuh kiasan.
”Apakah Anda terlihat gentar? Apakah Anda merasa gentar? Saya tidak berpikir Anda terlihat sedikit takut. Kita akan menyelesaikan Brexit,” kata Johnson kepada anggota partai di pusat konferensi Ratu Elizabeth.
Sejak dulu, Johnson terkenal sebagai wajah kampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa atau yang lebih dikenal sebagai Brexit pada 2016. Ia berkomitmen memimpin Brexit tercapai dengan atau tanpa kesepakatan pada batas waktu yang telah ditentukan, yakni 31 Oktober 2019.
Brexit akan mengubah hubungan Inggris dengan negara-negara UE dalam sektor perdagangan, keamanan, dan imigrasi. Salah satu poin utama yang menjadi hambatan dalam perundingan adalah isu perbatasan Republik Irlandia dengan Irlandia Utara yang menjadi bagian dari wilayah Inggris.
Jika Inggris keluar tanpa kesepakatan, para investor dan ekonom berpendapat, hal tersebut akan mengirim gelombang kejutan kepada pasar dunia. Keputusan itu juga dapat menciptakan resesi kepada Inggris sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia dan melemahkan posisi London sebagai pusat keuangan internasional unggulan.
Salah satu negosiator Brexit dari Uni Eropa, Michel Barnier, mengatakan, UE siap bekerja secara konstruktif dengan Johnson untuk meratifikasi perjanjian penarikan Inggris dan mewujudkan Brexit yang tertib.
”Kami siap juga menyusun kembali deklarasi yang telah disepakati dalam kemitraan yang baru,” kata Barnier yang merujuk pada deklarasi politik yang menyertai perjanjian Brexit. (REUTERS)