Kemerdekaan Peru tak bisa dilepaskan dengan Jenderal Jose de San Martin. Memang, perlawanan rakyat Peru berlangsung lama. Paling terkenal adalah perlawanan rakyat yang dipimpin Tupac Amaru II pada 1780-1781. Namun, San Martin-lah yang memproklamasikan kemerdekaan Peru pada 28 Juli 1821
Oleh
M Subhan SD
·4 menit baca
Kota Lima, Peru, sejak saya tiba pada pekan kedua Juli terlihat meriah. Bendera Merah-Putih-Merah berkibar di mana-mana. Sekilas mirip di Indonesia. Di rumah-rumah penduduk, perkantoran, apartemen, sudut-sudut kota, taman, dan jalan-jalan. Kemeriahan itu karena menjelang perayaan kemerdekaan Peru yang ke-198 tahun. Hampir dua abad berselang. Peru merdeka pada 28 Juli 1821.
Hari Minggu (28/7/2019) waktu setempat, rakyat Peru merayakan hari pembebasan tiga abad penjajahan Spanyol. Tak heran kota Lima begitu semarak. Sejak 27 Juli, mulai dari Plaza de Armas tempat deklarasi San Martin yang heroik hingga tempat-tempat lain digelar berbagai perayaan dan pesta, lagu, tarian, festival makanan, pesta kembang api, dan parade militer.
Kemerdekaan Peru tak bisa dilepaskan dengan Jenderal Jose de San Martin. Memang, perlawanan rakyat Peru berlangsung lama. Paling terkenal adalah perlawanan rakyat yang dipimpin Tupac Amaru II pada 1780-1781. Namun, San Martin-lah yang memproklamasikan kemerdekaan Peru pada 28 Juli 1821. Kini, sosok San Martin dapat dilihat dalam bentuk patung gagah berkuda di pusat keramaian kota Lima.
San Martin sebetulnya bukan orang Peru. Namun, sebagaimana sejarah pembebasan bangsa-bangsa di Amerika Selatan yang membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol, para pejuang pembebas itu lintas negara (yang kemudian merdeka). Misalnya, Simon Bolivar, asal Venezuela, yang dikenal pembebas Venezuela, Kolombia, Panama, Ekuador, Peru, dan Bolivia. Simon berasal dari wilayah utara. Pembebas lainnya adalah San Martin ini yang dikenal sebagai pembebas Argentina, Chile, dan Peru. San Martin adalah el libertador (pembebas) dari wilayah selatan.
Nama lengkapnya José Francisco de San Martín y Matorras. Ia lahir di Yapeyu, Río de la Plata, Argentina, 25 Februari 1778. Ayahnya, Juan de San Martin, tentara Spanyol. Ibunya, Gregoria Matorras, juga orang Spanyol. Jadi, San Martin adalah seorang Criollo, orang Spanyol yang lahir di tanah jajahan Amerika Selatan. Ketika San Martin berusia 6 tahun, keluarganya kembali ke Spanyol. San Martin kemudian berkarier di militer juga. Ia berperang melawan bangsa Moor (1791), Inggris (1798)—di mana ia sempat ditawan setahun—dan Portugis (1801).
Pada 1808, ia berhubungan dengan pendukung kemerdekaan Amerika Selatan. Pada 1812, ia berlayar ke Buenos Aires dan mengabdi di wilayah-wilayah serikat Río de la Plata (sekarang Argentina). Setelah pertempuran San Lorenzo tahun 1814, ia mengatur strategi menyerang pasukan Spanyol yang mengancam wilayah-wilayah serikat. Ia pun membebaskan Argentina. Setelah membangun Tentara Andes, ia memimpin ekspedisi melintasi pegunungan Andes ke Chile. Akhirnya ia memimpin pembebasan Chile.
Pembebasan Peru
Namun, di tetangga sebelah utara di Peru, Spanyol masih berkuasa. Dari Chile, San Martin pun memimpin penyerangan loji Spanyol di Lima, Peru, lewat laut pada 20 Agustus 1820. Jumlah pasukannya sekitar 4.000 orang. Pasukan San Martín mendarat di Paracas, 200 kilometer di selatan Lima, pada 7 September. Namun, pasukan Spanyol di Peru masih kuat, terdiri dari 6.244 tentara di Lima, 8.000 di provinsi utara, 1.263 di wilayah pantai, 1.380 di Arequipa, dan 6.000 di Peru hulu.
Menyadari kalah kekuatan, San Martín mengatur siasat. Ia tak mau bertempur terbuka. Dia memecah pasukan Spanyol di beberapa lokasi, seperti siasatnya saat penyeberangan Andes. Ia juga menjepit pendukung raja Spanyol dengan kekuatan dari utara pimpinan Bolivar selain dari pasukan di selatan. Ia memprovokasi terjadi pemberontakan internal kelompok pendukung raja, juga pemberontakan penduduk lokal. San Martin menjanjikan pembebasan budak dan dapat bergabung dengan pasukan Andes. Pasukan San Martin mengisolasi Lima, dengan bantuan berbagai pasukan, termasuk pasukan Thomas Cochrane dari Chile.
Di Peru terjadi penggulingan perwakilan raja yang berkuasa. Penguasa setempat meminta agar tetap berada dalam kerajaan Spanyol. Namun, semangat untuk merdeka terus menguat. Walaupun perang belum berakhir, San Martín kemudian mendeklarasikan kemerdekaan Peru pada 28 Juli 1821: ”Viva la patria, viva la libertad, viva la independencia! (Hidup tanah air, hidup kebebasan, hidup kemerdekaan!)”. San Martin malah didapuk sebagai Pelindung Peru.
San Martin memang tokoh sentral dalam kemerdekaan Peru. Patung berkudanya melukiskan perjalanannya saat melintasi Andes. Karya pematung asal Spanyol itu, Mariano Benlliure, diresmikan pada 27 Juli 1921 seiring peringatan seabad kemerdekaan Peru.
Patung yang kini berada di Plaza San Martín di jantung kota Lima dan merupakan ruang publik populer itu ditetapkan sebagai situs warisan sejarah dunia oleh UNESCO pada 1988. Itulah el libertador, sang pembebas Peru, Argentina, dan Chile. Minggu ini Peru memperingati kemerdekaan yang ke-198. Viva la patria, viva la libertad, viva la independencia!
Felices Fiestas Patrias! Selamat Hari Libur Nasional!