Dua bangunan langsing berdiri di Kantor Sekretariat ASEAN. Dua menara yang masing-masing terdiri atas 16 lantai itu terhubung dengan jembatan tanpa kolom struktur. Gedung baru ini pun tetap serasi dengan gedung lama Sekretariat ASEAN.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
Dua bangunan langsing berdiri di Kantor Sekretariat ASEAN. Dua menara yang masing-masing terdiri atas 16 lantai itu terhubung dengan sebuah jembatan (skybridge) tanpa kolom struktur. Gedung baru ini pun tetap serasi dengan gedung lama Sekretariat ASEAN.
”Konsep gedung ini dialog, sebagaimana DNA dan budaya ASEAN, yakni dialog. Jadi, dialog terefleksi dalam semua gedung,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pidato peresmian gedung baru tersebut, Kamis (8/8/2019).
Diharapkan, lanjut Retno, gedung baru ini menjadi sumber energi dan aspirasi kerja ASEAN ke depan.
Gedung tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Acara peresmian diselenggarakan sekaligus merayakan Hari Jadi Ke-52 ASEAN. Karena itu, para menteri luar negeri negara-negara ASEAN pun hadir, di antaranya Menlu Thailand Don Pramudwinai yang sekaligus mewakili Kerajaan Thailand sebagai Ketua ASEAN saat ini. Hadir pula Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
Gedung baru ini dibangun sebagai gedung ramah lingkungan. Aliran udara bebas masuk-keluar ruangan. Lobi gedung pun tak menggunakan penyejuk udara dan tetap tak sesak ketika acara peresmian gedung dihadiri banyak orang.
Kedua menara gedung Sekretariat ASEAN menyediakan 30 ruang pertemuan dan ruang-ruang kantor untuk setiap negara anggota serta kantor untuk organisasi di bawah ASEAN.
Menurut Sekjen Lim Jock Hoi, gedung baru akan segera digunakan dalam penyelenggaraan negosiasi RCEP putaran keenam Agustus ini. Sebanyak 400 peserta delegasi akan hadir.
”Kami menyaksikan bagaimana aspirasi komunitas terealisasi dan melalui kerja bersama kita mempunyai ASEAN yang kita banggakan sekarang,” kata Lim.
ASEAN sukses mendorong perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Hal ini, ujar Lim, tak akan terjadi apabila Jakarta tidak menyediakan tempat untuk Sekretariat ASEAN. Bangunan baru ini sekaligus mengingatkan semua pihak akan apa yang ingin dicapai dalam lima tahun ke depan, yaitu menciptakan lebih banyak peluang politik, ekonomi, dan sosial serta memperkuat hubungan, bahkan menjadi salah satu bangunan penanda di Jakarta.
Don Pramudwinai menambahkan, gedung baru seharusnya semakin memperkuat ASEAN yang semakin hangat serta memperkuat sentralitas ASEAN dan identitas ASEAN. ASEAN diharapkan semakin menjadi kekuatan pendorong untuk nilai perdamaian dan kesejahteraan regional serta menjadi mitra yang komunitas global.
Presiden Joko Widodo menambahkan, gedung baru ini dibutuhkan ASEAN untuk menunjang misinya ke depan setelah 52 tahun ini ASEAN memainkan peran sebagai motor bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan.
Sebagai satu sikap menjawab situasi global yang ditingkahi rivalitas negara-negara besar dan meningkatnya ketidakpercayaan, melemahnya multilateralisme, serta sering dilanggarnya hukum-hukum internasional, pada Juni 2019, para pemimpin ASEAN telah mengadopsi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Outlook ini merupakan sebuah pegangan dan sikap ASEAN yang menjawab dinamika di kawasan Indo-Pasifik. Outlook ASEAN diharapkan bisa membangun momentum untuk memperkuat kepercayaan strategis dan kerja sama yang saling menguntungkan.
”Kita ingin ASEAN terus berperan dalam menjadi jembatan nilai-nilai dialog dan kerja sama. ASEAN harus menjadi magnet bagi pengembangan kerja sama dan dialog. Saya paham, ini bukan merupakan misi yang mudah, tetapi saya yakin misi ini dapat dijalankan oleh ASEAN,” tutur Presiden Jokowi.
Untuk terus dapat memainkan peran sentral ke depan, lanjut Presiden, satu kunci utama yang harus dilakukan ASEAN adalah persatuan. Kendati ASEAN sangat majemuk, baik dari sisi ekonomi, sistem politik, agama, maupun etnis, persatuan menjadi kunci dan kekuatan ASEAN.