Pemerintah Korea Selatan, Senin (12/8/2019), menyatakan rencananya untuk mengeluarkan Jepang dari ”daftar putih” negara-negara dengan status penerima fasilitas khusus di bidang perdagangan antarnegara mulai September tahun ini.
Oleh
·2 menit baca
SEOUL, SENIN — Pemerintah Korea Selatan, Senin (12/8/2019), menyatakan rencananya untuk mengeluarkan Jepang dari ”daftar putih” negara-negara dengan status penerima fasilitas khusus di bidang perdagangan antarnegara mulai September tahun ini. Rencana itu memperdalam krisis di bidang perdagangan dan politik di antara kedua negara.
Menteri Perindustrian Korsel Sung Yun-mo mengatakan, Jepang akan dimasukkan ke dalam daftar yang masuk kategori perdagangan yang baru dibuat. Kategori yang dimaksud adalah negara-negara yang belum menjalankan sistem kontrol ekspor yang sejalan dengan prinsip-prinsip kontrol ekspor internasional. Peraturan perdagangan lebih ketat yang direncanakan Seoul itu termasuk potensi proses permohonan izin yang panjang, berlaku untuk ekspor Korsel ke Jepang. Sebelumnya, Jepang masuk daftar 29 negara yang memiliki fasilitas khusus perdagangan antarnegara di Korsel.
Park Tae-sung, pejabat senior Kementerian Perdagangan Korsel, menambahkan bahwa Jepang telah ditunjuk sebagai negara pertama dalam kelompok baru tersebut karena praktik perdagangan negara itu dinilai tidak tepat. Namun, dia tidak memberikan rincian terkait rencana Seoul tersebut.
Sebagaimana diwartakan, hubungan kedua negara memburuk sejak keluar putusan Mahkamah Agung Korsel tahun lalu. Putusan itu menyatakan bahwa perusahaan Jepang harus memberikan kompensasi kepada warga Korsel yang dijadikan pekerja paksa selama masa Perang Dunia II.
Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Masahisa Sato menyatakan yakin bahwa dampak atas langkah terbaru Seoul itu akan terbatas. Sebab, katanya, Jepang tidak mengimpor banyak bahan sensitif dari Korsel. Jepang telah memberikan pengecualian serupa kepada Seoul dengan mengeluarkan Korsel dari daftar mitra dagang yang disukai.
Sementara itu, setelah selama beberapa pekan terakhir mengeluarkan pernyataan-pernyataan kerasnya, kemarin Presiden Korsel Moon Jae-in tampak mereda dan lebih tenang dalam sikapnya. Ia mengatakan bahwa pemerintahnya akan menahan diri dari reaksi emosional terhadap Jepang atas sengketa perdagangan kedua negara. Menurut dia, pendekatan jangka panjang yang konstruktif penting dilakukan. (AP/REUTERS/BEN)