TAIWAN, RABU —Pertahanan udara Taiwan dipastikan akan berotot setelah persetujuan penjualan 66 jet tempur F-16 versi teranyar oleh Amerika Serikat. Kepastian itu diperkirakan akan mengobarkan ketegangan AS-China.
Dalam pemberitahuan kepada Kongres AS, Selasa (20/8/2019), Badan Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan menyampaikan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan F-16 Blok 70 senilai 8 miliar dollar AS kepada Taiwan.
Pesawat tempur buatan Lockheed Martin itu akan memperkuat armada F-16 model awal yang dimiliki Taiwan sejak tahun 1992 dan telah ditingkatkan kemampuannya.
Sejatinya AS secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan pada tahun 1979 untuk mengakui Beijing. Namun, konstitusi AS mengharuskan Washington tetap memastikan Taiwan memiliki sarana untuk mempertahankan diri.
Percaya diri
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pembelian F-16 itu akan membantu Taiwan membangun angkatan udara dan meningkatkan kemampuan pertahanannya. ”Dengan kapasitas pertahanan yang kuat, Taiwan akan lebih percaya diri untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan,” ujarnya.
Tsai juga memuji sikap AS dengan mengatakan bahwa penjualan itu merupakan komitmen jangka panjang AS untuk membantu menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
China menentang keras semua penjualan senjata ke Taiwan, apalagi jet tempur secanggih F-16 Blok 70.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menegaskan kembali ancaman China, yaitu akan menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan yang menjual senjata kepada Taiwan. Penjualan senjata kepada Taiwan dianggap sebagai campur tangan serius terhadap urusan dalam negeri China dan melanggar kedaulatan China.
Geng meminta Washington untuk sepenuhnya menyadari bahaya serius penjualan senjata ke Taiwan dan segera membatalkannya atau menanggung akibatnya.