Forum Bisnis Tingkatkan Hubungan Indonesia-Bolivia
Kehadiran para pengusaha dari kedua negara tersebut menjadi wadah penting yang memainkan peran signifikan dalam hubungan bilateral.
Oleh
M SUBHAN SD
·3 menit baca
LA PAZ, KOMPAS — Forum bisnis antara Indonesia dan Bolivia dapat meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara di masa depan. Kehadiran para pengusaha dari kedua negara tersebut menjadi wadah penting yang memainkan peran signifikan dalam hubungan bilateral. Mengingat pentingnya forum bisnis tersebut, pemerintah pun memberi dukungan yang cukup besar.
Kesepahaman tersebut dicapai setelah Duta Besar RI untuk Peru merangkap Bolivia Marina Estella Anwar Bey dan Menteri Luar Negeri Bolivia Diego Pary Rodriguez melakukan pertemuan di La Paz, Bolivia, 26 Agustus pekan ini. Baik Dubes maupun Menlu sepakat bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara perlu terus ditingkatkan.
Informasi yang disampaikan Kedutaan Besar RI di Lima, Peru, Jumat (30/8/2019) pagi, menyebutkan bahwa transaksi perdagangan kedua negara terus menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada 2016, nilai perdagangan Indonesia-Bolivia sekitar 30 juta dollar AS. Pada 2017, mengalami peningkatan mencapai 35 juta dollar AS. Bahkan, setahun kemudian (2018) peningkatannya hingga mencapai 46 juta dollar AS.
Produk-produk yang diekspor Indonesia ke Bolivia antara lain kendaraan roda empat, dekoder, sepatu, baterai, sabun, dan deterjen. Di sejumlah swalayan juga terlihat produk-produk pecah belah made in Indonesia seperti gelas dan piring. Sebaliknya, Indonesia mengimpor barang-barang buatan Bolivia seperti sodium borate, kayu, tepung sereal, dan iron scrap.
Baik Menlu Bolivia maupun Dubes RI di Lima berpandangan bahwa untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi tersebut dirasakan perlunya peningkatan people-to-people contact, terkhusus di antara para pelaku bisnis. ”Memang sepertinya kita harus sering-sering melakukan kontak dengan mereka,” ujar Dubes RI di Lima Marina Estella Anwar Bey dalam beberapa kesempatan saat bertemu Kompas di Lima, pertengahan Agustus lalu.
Pada Oktober 2019, Indonesia menjadi tuan rumah Indonesia-Latin America and Carribean (INA-LAC) Business Forum dan Trade Expo Indonesia (TEI). Untuk itu, pihak KBRI terus giat mempromosikan kegiatan tersebut. Dubes RI di Lima pun mengundang Kementerian Luar Negeri Bolivia untuk menghadiri acara tersebut.
Selain itu, undangan serupa disampaikan kepada ketua beberapa Kantor Dagang dan Asosiasi Bisnis di Bolivia, yaitu Presiden Kantor Dagang Bolivia (CNC) di La Paz, Rolando Kempff Bacigalupo; Presiden Kamar Industri dan Perdagangan (CAINCO) di Santa Cruz, Fernando Hurtado; dan Presiden Konfederasi Pengusaha Swasta Bolivia (CEPB) di Santa Cruz, Luis Fernando Barbery Paz. CNC, CAINCO, dan CEPB merupakan kantor dagang yang berasosiasi dengan hampir seluruh pengusaha skala besar di Bolivia. Respons sangat positif disampaikan oleh para pemimpin asosiasi dagang tersebut.
Sebelumnya, Dubes RI di Lima Marina Estella mengungkapkan bahwa sudah ada 25 pengusaha yang menyatakan berminat hadir di acara INA-LAC dan TEI. Hal tersebut menunjukkan perkembangan positif mengingat tahun 2018 hanya dua pengusaha yang datang.