BANGKOK, SENIN — ASEAN berusaha tetap menjaga keseimbangan hubungan dengan Amerika Serikat dan China. Upaya itu termasuk—melalui—latihan perang dengan kedua negara yang terus bersaing itu.
Kali ini, latihan perang ASEAN-AS digelar di Thailand hingga Singapura. Latihan bertajuk ”Latihan Maritim AS-ASEAN” (AUMX) itu dimulai Senin (2/9/2019) sampai Jumat. Semua 10 negara ASEAN, termasuk Myanmar yang sejumlah petinggi militernya masuk daftar sanksi AS gara-gara kasus Rohingya, terlibat dalam latihan yang digagas sejak 2017 tersebut.
AUMX digelar kurang dari setahun sejak latihan bersama ASEAN-China. Selama sepekan pada akhir Oktober 2018, sebanyak 1.000 tentara ASEAN-China berlatih bersama di pesisir Guangdong.
AUMX dan latihan ASEAN-China sama-sama melibatkan delapan kapal perang dan sekitar 1.000 tentara. Di AUMX, tentara ASEAN-AS bersama- sama berlatih operasi penyelamatan dan penyergapan.
Latihan itu juga untuk mengasah kemampuan saling melengkapi di antara aset negara-negara ASEAN-AS dalam pelacakan dan penyibakan. Seluruh rangkaian operasi latihan itu dilakukan dalam pelayaran dari Thailand menuju Singapura.
”AUMX membangun keamanan maritim yang lebih kuat untuk ASEAN, memperkuat ikatan antar-angkatan laut (AL), dan memperkuat pandangan bersama atas Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata penanggung jawab operasi AL AS di Asia Tenggara, Laksamana Muda Joey Tynch.
Bagi AS, AUMX adalah penegasan komitmen pada kawasan Indo-Pasifik. ”Kami akan tetap ada di Indo-Pasifik. Saya berjanji, kami akan teguh bekerja sama dengan semua bangsa yang saling menghormati dan mematuhi hukum internasional, serta visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Wakil Panglima Armada Indo-Pasifik AS Laksamana Muda Kenneth Whitesell.
Latihan bersama menunjukkan komitmen AS pada visi itu. ”Kami adalah kumpulan sekutu dan mitra yang terus berkembang dan bekerja sama demi keamanan dan stabilitas Indo- Pasifik yang aman dan terbuka. Tidak ada tanda yang lebih baik daripada hasrat kami atas Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas dibandingkan beragam operasi laut AS di kawasan,” kata Whitesell.
Bagi Washington, perwujudan visi Indo-Pasifik yang aman dan terbuka antara lain berupa mengadang peningkatan pengaruh China di kawasan, termasuk klaim Beijing atas Laut China Selatan (LCS). Klaim itu membuat China bersengketa dengan Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
Bagi Washington, perwujudan visi Indo-Pasifik yang aman dan terbuka antara lain berupa mengadang peningkatan pengaruh China di kawasan.
Tidak hanya mengklaim, China juga telah mereklamasi sejumlah karang di LCS dan menjadikannya daratan untuk berbagai keperluan. Sebagian daratan itu dijadikan lokasi penempatan peluru kendali, sistem pertahanan rudal, dan pangkalan udara.
Menurut Kedutaan Besar AS di Bangkok, seluruh rute latihan melewati perairan internasional. Rute latihan termasuk LCS dan Teluk Thailand.
Dalam berbagai kesempatan, AS selalu menegaskan, hampir seluruh LCS adalah perairan internasional. Hal itu berlaku pula pada laut yang diklaim China sebagai perairan teritorialnya. Perairan teritorial bagi Beijing adalah laut hingga 12 mil (19,3 kilometer) dari pantai- pantai pulau-pulau buatan China di LCS. Klaim itu tidak diakui banyak negara, termasuk negara-negara ASEAN.