JAKARTA, KOMPAS - Sejarah menunjukkan, Indonesia mampu melewati masa yang penuh tantangan sejak merdeka pada 17 Agustus 1945. Indonesia akan terus berjuang untuk maju dan menjaga relevansi, salah satunya melalui penguatan kerja sama dengan negara mitra.
Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dalam Resepsi Diplomatik Perayaan HUT RI ke-74 di Berlin, Jerman, Rabu (19/9/2019), mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terbentuk dari berbagai kerajaan. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia telah berhasil melalui sejumlah tantangan.
“Bisa diingat, Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi yang sangat dahsyat pada 1998. Pertumbuhan kita bukan lagi nol persen, tetapi sampai minus 13 persen. Banyak yang meramalkan Indonesia akan hancur dan terpecah saat itu,” kata Arif, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (20/9/2019)
Namun, lanjut Arif, ramalan itu terbantahkan. Indonesia justru mampu menghadapi masa-masa sulit dan bangkit. Indonesia kini menjadi negara demokrasi ketiga di dunia.
“Hanya dalam satu dekade sejak krisis moneter, Indonesia diterima menjadi negara anggota G-20. Di tengah perang dagang yang pelik saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkendali di angka 5 persen,” ujar Arif.
Ramalan mengenai masa depan Indonesia pun kini berubah. Bahkan, perusahaan jasa layanan profesional PwC memperkirakan Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050.
Arif melanjutkan, tidak dapat dipungkiri tantangan masih membayangi jalan Indonesia untuk maju. Namun, Indonesia akan terus berjuang, salah satunya dengan memperkuat kerja sama dengan negara mitra seperti Jerman.
“Indonesia akan terus memperkuat kerja sama dengan Jerman khususnya untuk isu-isu multilateral, penegakan hukum, pendidikan, energi dan lingkungan berkelanjutan, serta perubahan iklim. Indonesia akan menjadi negara mitra dalam Hannover Messe, sebuah pameran industri teknologi terbesar,” ucapnya
Acara resepsi Diplomatik Perayaan HUT RI ke-74 dilengkapi dengan berbagai kesenian tradisional Indonesia, misalnya pertunjukan Gendang Beleq dari Lombok, NTB. Para tamu undangan juga mendengarkan berbagai lagu daerah dari Nusantara.