China mengembangkan sendiri aneka senjata berteknologi siluman hingga hipersonik. Semua itu menopang status China sebagai kekuatan militer dunia.
Oleh
Kris Razianto Mada
·3 menit baca
China mengembangkan sendiri aneka senjata berteknologi siluman hingga hipersonik. Semua itu menopang status China sebagai kekuatan militer dunia.
BEIJING, SELASA — China memanfaatkan perayaan hari jadi ke-70, Selasa (1/10/2019), untuk memamerkan persenjataan baru yang dikembangkan di dalam negeri. Untuk pertama kalinya, empat jenis rudal, satu tank, serta empat pesawat dan heli terbaru dipamerkan.
”Tidak ada kekuatan bisa mengganggu bangsa besar ini,” kata Presiden China Xi Jinping dalam pidato pada upacara peringatan hari jadi China di Lapangan Tiananmen, Beijing.
Xi menyatakan, China hanya mencari pembangunan secara damai. Hingga dua juta Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dinyatakan teguh menjaga perdamaian dunia. Tidak lupa, ia menekankan ”satu negara, dua sistem” di Hong Kong. Ia juga menekankan, Beijing akan menyatukan kembali Taiwan dengan China. Beijing tidak segan menggunakan kekuatan militernya demi tujuan itu.
Ketua Panitia Parade Hari Jadi Mayor Jenderal Tan Min menyebut, seluruh persenjataan yang dipamerkan di parade sudah digunakan PLA. Dengan demikian, persenjataan baru itu berstatus siap dioperasikan.
Warga yang menyaksikan parade menyatakan amat bangga. ”Dulu, paradenya tidak sebagus ini,” kata seorang pekerja perpustakaan di Beijing, Liu Shuxian (63), membandingkan parade 2019 dengan 1989.
”Parade ini menunjukkan kemajuan penting kekuatan nuklir China. Persenjataan nuklirnya semakin mudah digerakkan, tangguh, andal, tepat, dan berteknologi maju,” kata Adam Ni, pakar modernisasi militer China pada Macquarie University, di Sydney, Australia.
Makin beragam
Ia menyoroti keragaman persenjataan itu. ”China mengalihkan kekuatan nuklirnya dari mengandalkan peluncuran darat ke kemampuan meluncurkan dari udara dan laut dengan menggunakan kapal selam atau pengebom siluman,” ujarnya.
Dalam parade kemarin, China juga memamerkan pengebom H-6N. Pesawat yang bisa mengisi bahan bakar di udara itu membuat China bisa meningkatkan jangkauan rudal-rudalnya. Kendaraan udara yang juga dipamerkan adalah helikopter Z-20 serta pesawat tanpa awak WZ-8 dan GJ-11. WZ-8 bisa memata-matai lawan dari angkasa pada kecepatan tinggi sehingga sulit terdeteksi. Adapun GJ-11 berteknologi siluman dan dirancang sebagai pesawat serbu.
Beijing juga menunjukkan tujuh jenis rudal, sebagian baru pertama kali dipamerkan. Jenis baru antara lain rudal antarbenua DF-41 yang memiliki jangkauan hingga 15.000 kilometer. DF-41 bisa membawa hingga 10 hulu ledak nuklir dengan sasaran berbeda. Dengan DF-41, China bisa menjangkau seluruh wilayah Amerika Serikat kurang dari satu jam.
Ada juga rudal JL-2 yang bisa diluncurkan dari kapal selam. ”Sepertinya JL-2 adalah versi rudal laut untuk DF-31,” kata Yang Chengjun, pakar rudal China, kepada koran Global Times, yang merupakan media penyokong Beijing.
Ia menyebut China kini mengembangkan JL-3 yang diduga sebagai versi laut untuk DF-41. Rudal DF-41 adalah kelanjutan dari DF-31. China sudah mempunyai kapal selam bertenaga nuklir untuk meluncurkan rudal-rudal itu. Peluncuran dari laut amat meningkatkan jangkauan rudal-rudal tersebut.
Selain rudal antarbenua, Beijing juga memamerkan rudal jarak pendek dan menengah, seperti DF-17. Rudal itu disebut bisa bermanuver hipersonik. Kemampuan itu membuat DF-17 sulit dicegat karena arahnya tidak bisa ditebak. Rudal itu disebut bisa melaju hingga 10 kali kecepatan suara.
Ada pula rudal subsonik DF-100. Rudal itu bisa menghancurkan kapal induk di laut. (AFP/REUTERS)