Paus Fransiskus menyampaikan pesan untuk memperjuangkan komunitas adat Amazon yang miskin dan terisolasi, Minggu (6/10/2019). Paus mengecam kepentingan destruktif yang menyulut kebakaran hutan yang menghancurkan Amazon.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
VATIKAN, SENIN — Paus Fransiskus menyampaikan pesan untuk memperjuangkan komunitas adat Amazon yang miskin dan terisolasi, Minggu (6/10/2019). Paus mengecam kepentingan destruktif yang menyulut kebakaran hutan yang menghancurkan wilayah Amazon.
”Api yang ditimbulkan oleh kepentingan yang menghancurkan, seperti api yang baru-baru ini menghancurkan Amazon, bukanlah api Injil,” katanya di hadapan para uskup dari sembilan negara di wilayah Amazon dan perwakilan masyarakat adat.
”Api Tuhan adalah kehangatan yang menarik dan mengumpulkan ke dalam persatuan. Ia memberi makan dengan berbagi, bukan dengan keuntungan.”
”Api yang menghancurkan, di sisi lain, menyala ketika orang hanya ingin mempromosikan ide-ide mereka sendiri, membentuk kelompok mereka sendiri, menghapus perbedaan dalam upaya untuk membuat semua orang dan semuanya seragam.”
Sorotan global baru-baru ini tertuju ke hutan Amazon sebagai hutan hujan terbesar di dunia, yang sangat penting bagi planet ini. Wilayah itu menderita akibat kebakaran terburuk dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena percepatan deforestasi.
Dokumen kerja untuk sinode mengecam lewat istilah pedas tentang ketidakadilan sosial dan kejahatan. Di dalamnya termasuk pembunuhan dan menyarankan rencana aksi Gereja. ”Dengarkan teriakan ’Ibu Pertiwi’, yang diserang dan terluka parah oleh model ekonomi pembangunan predator dan merugikan lingkungan, yang membunuh dan menjarah, menghancurkan, mengusir dan membuang,” kata dokumen sebanyak 80 halaman itu.
Menjelang sinode tiga minggu, sekitar 260 acara diadakan di wilayah Amazon yang melibatkan 80.000 orang. Kegiatan itu digelar dalam upaya memberikan suara kepada penduduk setempat sebagaimana tercantum dalam dokumen tersebut. Di antara mereka yang menghadiri sinode sebagai pengamat adalah Suster Laura Vincuna, seorang misionaris yang berusaha melindungi wilayah masyarakat adat Caripuna di Amazon Brasil.
”Bantu kami mempertahankan tanah air kami, kami tidak punya rumah lain!” katanya pada Sabtu. ”Bumi, air, hutan. Tanpa ketiga elemen ini tidak ada yang bisa melakukan apa-apa.”
Pertemuan hari Minggu digelar ketika Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang selama ini skeptis atas perubahan iklim, mengatakan kepada PBB bahwa media dunia berbohong tentang Amazon. Ia pun menyerang para pemimpin adat sebagai alat pemerintah asing.
Dalam ensikliknya pada 2015 tentang ekologi dan perubahan iklim ”Laudato Si”, Paus Fransiskus mengecam penghancuran hutan hujan Amazon atas nama ”kepentingan ekonomi internasional yang sangat besar”.
Tahun lalu, Paus Amerika Latin pertama di dunia itu mengunjungi Puerto Maldonado, sebuah desa di Peru tenggara yang dikelilingi oleh hutan Amazon. Ia bertemu ribuan penduduk asli Peru, Brasil, dan Bolivia. Perjalanan itu adalah langkah pertama menuju sinode yang dibuka hari Minggu.
”Begitu banyak saudara dan saudari kita di Amazon memikul salib yang berat dan menunggu penghiburan Injil yang membebaskan, belaian cinta Gereja,” kata Paus dalam homilinya. ”Untuk mereka, dan dengan mereka, mari kita bepergian beriringan bersama.” Dia juga memperingatkan, ”keserakahan adalah bentuk-bentuk baru kolonialisme”. (AFP)