Bersamaan dengan dimulainya operasi militer Turki di Suriah timur laut, pertarungan pun meletup di Amerika Serikat, antara lobi Kurdi dan lobi Turki (TASC/Turkish American National Steering Committee) untuk menarik simpati pemerintah dan publik AS.
Namun dalam perkembangan terakhir, TASC tampak kedodoran menghadapi lobi Kurdi. Kementerian Keuangan AS, Senin (14/10/2019), mengumumkan penjatuhan sanksi pada Turki. Tekanan itu diberikan agar Turki menghentikan operasi militer di Suriah. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menegaskan, tiga pejabat Turki mendapat sanksi, yaitu Menteri Pertahanan Hulusi Akar, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu, dan Menteri Energi Fatih Donmez. AS juga menjatuhkan sanksi pihak-pihak dari Kementerian Energi dan Kementerian Pertahanan Turki.
Di Washington DC, terdapat lobi Kurdi dan lobi Turki yang sama-sama kuat. Lobi Kurdi, baik yang mewakili Kurdistan Irak maupun Kurdistan Suriah, sudah lama hadir di Washington DC. Secara historis, lobi Yahudi di AS (AIPAC) membantu lobi Kurdi untuk mendapat simpati para pejabat AS yang menguasai Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri, Pentagon, dan CIA. Ini bertujuan menguatkan perlawanan terhadap Turki, Iran, dan Arab.
Seperti diketahui, bangsa Kurdi dalam jumlah besar tersebar di Turki, Iran, Irak, dan Suriah. Bangsa Kurdi, diperkirakan berjumlah 25 juta jiwa hingga 35 juta jiwa, diperlakukan tidak adil di empat negara tersebut. Mereka lalu melancarkan perlawanan bersenjata di Turki, Iran, Irak, dan Suriah untuk meraih kemerdekaan atau minimal mendapat otonomi luas.
Adu kuat
Bersamaan dengan operasi militer Turki, lobi Kurdi di AS mengumumkan siaga penuh untuk mendapatkan simpati pemerintah dan publik AS. Hanya beberapa jam setelah pasukan Turki masuk wilayah Suriah timur laut, kantor perwakilan Kurdistan Irak di Washington DC langsung mengirim surat lewat e-mail ke sejumlah anggota Kongres yang memberi peringatan tentang dampak dari operasi militer Turki itu.
Surat tersebut berisi permintaan kepada Kongres AS supaya menekan Presiden Donald Trump agar tidak menarik pasukan AS dari Suriah timur laut. Bahkan, anggota Majelis Demokrasi Suriah (SDC/perwakilan kaum Kurdi di Suriah), Sabtu (12/10) lalu, menggelar unjuk rasa di depan Gedung Putih dengan tujuan mengecam keputusan Presiden Trump menarik pasukan AS dari Suriah timur laut.
Lobi Kurdi yang dibantu AIPAC kini gencar melobi anggota Kongres AS agar menekan Presiden Trump membatalkan keputusannya yang menarik pasukan AS dari Suriah timur laut.
Sebaliknya, TASC juga bergerak untuk mendapatkan simpati pemerintah dan publik AS atas operasi militer Turki di Suriah Timur Laut saat ini. TASC tahun lalu telah mengalokasikan dana sebanyak 6 juta dollar AS untuk biaya operasinya di AS.
TASC melobi Kongres AS agar mendukung operasi militer dan upaya Ankara untuk membentuk zona aman yang membentang dari kota Manbij di barat hingga perbatasan Irak-Suriah di timur. TASC menyerukan agar pemerintahan Presiden Trump menghentikan dukungannya terhadap YPG.