PBB menyatakan jumlah pengungsi Venezuela bisa mencapai lima juta orang. Negara-negara tetangga Venezuela akan semakin memeroleh tekanan untuk menyediakan dukungan bagi para pengungsi dalam jangka panjang.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
GENEVA, RABU - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan jumlah pengungsi Venezuela bisa mencapai lima juta orang. Negara-negara tetangga Venezuela akan semakin memeroleh tekanan untuk menyediakan dukungan bagi para pengungsi dalam jangka panjang.
Eduardo Stein, perwakilan khusus dari badan migrasi dan pengungsi PBB mengatakan, jumlah pengungsi Venezuela telah mencapai 4,5 juta orang sejak eksodus terjadi pada 2015. Namun, jumlah tersebut kemungkinan besar akan bertambah banyak karena banyak pengungsi yang menerobos perbatasan menggunakan jalur ilegal.
Sekitar 5.000 orang meninggalkan Venezuela setiap hari meskipun jumlahnya fluktuatif. Sebab, semakin banyak negara mensyaratkan visa.
"Pengalaman krisis di belahan dunia lainnya menunjukkan, akan memakan waktu dua tahun atau lebih untuk mengembalikan pengungsi ke Venezuela jika krisis politik selesai hari ini,” kata Stein dalam konferensi pers, Rabu (23/10/2019).
Stein melanjutkan, dana bantuan kemanusiaan untuk Venezuela akan naik dua kali lipat pada 2020. Pada tahun ini, anggaran telah mencapai 739 juta dollar AS.
Dana bantuan kemanusiaan untuk Venezuela akan naik dua kali lipat pada 2020. Pada tahun ini, anggaran telah mencapai 739 juta dollar AS.
PBB dan Uni Eropa akan mengadakan pertemuan pada 28-29 Oktober, di Brussels, Belgia, untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan dana. Pendonor serta pejabat dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Antar-Amerika (IDB) akan hadir. Namun, perwakilan Venezuela dinyatakan tidak akan datang.
“Ini adalah krisis migrasi pengungsi paling parah dan cepat berkembang dalam sejarah modern Amerika Latin. Ada perkiraan juga bahwa ini bisa semakin meningkat jika situasinya tidak berubah, dengan cepat mencapai 5 juta orang pengungsi,” tutur Walter Stephens, Duta besar Uni Eropa untuk PBB di Jenewa.
Ini adalah krisis migrasi pengungsi paling parah dan cepat berkembang dalam sejarah modern Amerika Latin.
Krisis politik di Venezuela semakin memburuk Amerika Serikat menjatuhkan sanksi, termasuk terhadap industri minyak Venezuela. Sanksi diberikan dalam upaya untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro Lusinan. AS mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden yang sah.
Sebagian besar anggota Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) mengakui Guaido sebagai pejabat Presiden Venezuela. Banyak pihak menduga, Maduro mencurangi Pemilihan Presiden 2018.
Mendingin
Krisis politik berkepanjangan di Venezuela membuat negara-negara tetangga di Amerika Latin mulai bersikap dingin dalam menyambut para pengungsi. Para pengungsi dituding melakukan kejahatan, merampas lapangan pekerjaan, dan membebani layanan sosial.
“Derasnya aliran migrasi pengungsi mulai membebani kapasitas keuangan dan administrasi negara penerima untuk menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan. Sembilan negara penerima setuju untuk menerima paspor kadaluarsa dari pengungsi sebagai dokumen yang sah. Dengan paspor itu, pengungsi bisa memeroleh izin tinggal sementara hingga dua tahun,” ujar Stein.
Kolombia adalah tujuan utama bagi para pengungsi karena menampung sekitar 1,4 juta warga Venezuela. Suplai makanan dan obat di negara itu mulai menipis. Adapun negara lainnya yang menjadi tujuan adalah Peru dan Ekuador. (Reuters)