Arab Saudi kembali merombak kabinet. Kecelakaan jemaah umrah di Madinah, antara lain, ikut menjadi pemicu perombakan itu.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
RIYADH, KAMIS — Arab Saudi kembali merombak kabinet. Kecelakaan jemaah umrah di Madinah, antara lain, ikut menjadi pemicu perombakan itu.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mengumumkan pencopotan dua menteri, Rabu (23/10/2019) malam waktu Riyadh atau Kamis dini hari WIB. Menteri Luar Negeri Ibrahim Al-Assaf, yang baru menjabat kurang dari 11 bulan, diganti oleh Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud (45). Menteri Perhubungan Nabil bin Mohammed al-Amoudi diganti oleh Saleh bin Nasser al-Jasser.
Pangeran Faisal adalah diplomat Arab Saudi yang lahir di Jerman, lalu sekolah di Amerika Serikat. Jabatan diplomatik terakhirnya adalah duta besar Arab Saudi untuk Jerman. Anggota keluarga kerajaan Arab Saudi itu pernah menjadi penasihat politik bagi Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington. Ia pernah pula memimpin lembaga investasi yang menanam modal di perusahaan pembuat pesawat dan pertahanan AS, Boeing.
Penunjukan Faisal dinyatakan sebagai upaya Riyadh menampilkan korps diplomatik yang akrab dengan Barat. ”Langkah itu untuk mengakali Iran di semua ibu kota (negara-negara Barat) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bentuk baru untuk melawan,” kata Neil Quilliam, peneliti senior lembaga kajian Inggris Chatam House.
”Dia dinamis dan proaktif. Kementerian sepertinya akan berbeda dibandingkan (saat dipimpin) Adel al-Jubeir dan Ibrahim al-Assaf,” kata Cinzia Bianco, analis Timur Tengah pada European Council on Foreign Relations, seraya menyebut Faisal dekat dengan Barat.
Penunjukan Faisal dinyatakan sebagai upaya Riyadh menampilkan korps diplomatik yang akrab dengan Barat.
Faisal ditunjuk di tengah sorotan internasional pada Riyadh. Perang Yaman, persaingan dengan Iran, dan dugaan keterlibatan Riyadh dalam pembunuhan jurnalis senior Jamal Khashoggi menjadi penyebab utama tekanan itu.
Alasan pencopotan
Sejak Rabu, Assaf diturunkan jabatannya menjadi menteri negara urusan luar negeri. Tidak ada penjelasan apakah ia menggantikan Jubeir atau tidak. Kala dicopot sebagai menlu pada akhir 2018, Jubeir juga diturunkan jabatannya menjadi menteri negara urusan luar negeri. Sampai Selasa lalu, Jubeir masih bertugas di luar Arab Saudi.
Sementara untuk Amoudi, tidak ada penunjukan baru selain penugasan pada September 2019. Bulan lalu, ia ditempatkan dalam Dewan Direksi Aramco, perusahaan minyak Arab Saudi.
Tidak ada penjelasan resmi mengapa mereka dicopot. Hal yang jelas, Assaf menggantikan Jubeir kala Arab Saudi tengah membenahi citra gara-gara pembunuhan Khashoggi dalam kompleks konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Di tengah tekanan Barat yang menuding Riyadh terlibat langsung, Raja Salman mencopot Jubeir dan menunjuk Assaf. Penunjukan itu terjadi setahun selepas Assaf ikut ditangkap bersama banyak pangeran dan tokoh Arab Saudi karena tuduhan korupsi. Kala itu, mereka ditahan di salah satu hotel mewah yang di Riyadh. Belakangan, tuduhan terhadap Assaf dicabut.
Meski menjadi menlu, Assaf tetap kalah tenar dibandingkan Jubeir. ”Dia (Jubeir) lebih dikenal media dibandingkan dengan Assaf. Faktanya, Jubeir tetap ada dalam politik luar negeri,” kata Elana DeLozier, peneliti Washington Institute for Near East Policy.
Sementara untuk Amoudi, pencopotan terjadi selepas kecelakaan lalu lintas yang menewaskan sejumlah jemaah umrah di Madinah, beberapa pekan lalu. Selain korban tewas, insiden itu juga menyebabkan sejumlah jemaah terluka.
Perombakan kemarin tidak hanya berupa pencopotan dua menteri. Raja Salman juga menunjuk Abdullah bin Sharaf al-Ghamdi sebagai Kepala Otoritas Kecerdasan Buatan dan Data. Adapun Saleh Mohammed al-Othaim ditunjuk sebagai wakilnya. Dekrit perombakan kabinet juga berisi penunjukan Tariq Abdullah al-Sheddi sebagai Kepala Kantor Manajemen Data Nasional dan Essam Abdullah Al-Waqit sebagai Direktur Pusat Informasi Nasional. (AP/AFP/REUTERS)