WASHINGTON, SELASA— Amerika Serikat ingin koalisi internasional menguatkan ulang pasukan melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah. Washington juga memastikan pembatalan penarikan pasukan dari Suriah.
AS dan perwakilan mitra koalisi anti-kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) akan bertemu di Washington pada 14 November 2019. Pertemuan akan membahas dukungan tambahan dari para anggota koalisi untuk melawan NIIS. ”Presiden Trump sudah lama mengupayakan, baik tentara di darat, pesawat di udara, maupun dana, untuk menstabilkan area itu (Suriah),” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang menolak diungkap identitasnya, Senin (28/10/2019) malam waktu Washington atau Selasa dini hari WIB.
Presiden AS Donald Trump, menurut pejabat Deplu AS itu, tidak pernah bermaksud mengabaikan perang melawan NIIS ataupun kelompok teror lain. ”Tidak pernah ada pikiran kami akan mengabaikan misi memburu NIIS,” kata pejabat itu.
Kami membuat penyesuaian agar semakin jelas bahwa kami akan tetap menempatkan pasukan demi kelanjutan misi.
Saat memerintahkan penarikan pasukan, menurut pejabat tersebut, Trump sedang menghadapi situasi kacau. ”Kini keadaan lebih jelas, kami membuat penyesuaian agar semakin jelas bahwa kami akan tetap menempatkan pasukan demi kelanjutan misi,” ujarnya.
Menjaga minyak
Menteri Pertahanan AS Mark Esper juga memastikan Washington akan terus mempertahankan pasukan di Suriah. ”Keamanan di Suriah masih rumit,” ujarnya.
Pasukan AS terutama akan dipertahankan di daerah kaya minyak. Sebab, Washington tak ingin ladang-ladang itu kembali dikuasai NIIS. Sebelum kalah, menurut Esper, NIIS menjadikan hasil penjualan minyak dari ladang-ladang di Irak dan Suriah sebagai salah satu sumber pendapatan. ”Pasukan AS akan tetap ditempatkan di daerah strategis untuk mencegah NIIS mengakses sumber daya penting itu. Kami akan membalas dengan sangat keras terhadap siapa pun yang mengancam keselamatan pasukan di sana,” katanya.
Ia mengungkap, Pasukan Demokratik Suriah (SDF)—mitra AS dalam perang melawan NIIS—sangat tergantung dari dana hasil penjualan minyak di ladang-ladang yang tetap dijaga AS. Dengan dana itu, SDF bisa melanjutkan operasi melawan NIIS. Operasi itu termasuk untuk menjaga penjara dan tempat penampungan para milisi NIIS dan keluarganya.
AS akan tetap mengendalikan ladang-ladang minyak di timur laut Suriah
”Kami ingin memastikan SDF punya akses pada sumber daya itu demi menjaga penjara, mempersenjatai pasukan, membantu kami mengalahkan NIIS,” ujar Esper.
Washington akan segera mengirim tank ke daerah kaya minyak yang dikontrol AS atau SDF. Pasukan itu akan menghalau pihak mana pun yang mencoba merebut ladang-ladang minyak tersebut. Hal itu berlaku untuk pasukan Pemerintah Suriah dan pendukung mereka. ”AS akan tetap mengendalikan ladang-ladang minyak di timur laut Suriah,” kata Esper.(AP/REUTERS)