Belum Puas PM Hariri Mundur, Rakyat Lebanon Minta Sistem Politik Dirombak
Pengunjuk rasa menyatakan senang dengan pengunduran diri PM Saad al-Hariri. Walakin, mereka tetap tidak puas. Mereka ingin perombakan menyeluruh sistem politik Lebanon.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
BEIRUT, RABU — Pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri gagal meredakan unjuk rasa yang sudah berlangsung dua pekan. Pengunjuk rasa menuntut lebih dari sekadar pengunduran diri Hariri.
Hariri mengumumkan mundur pada Selasa (29/10/2019) sore di Beirut, Lebanon. ”Selama 13 hari terakhir, warga Lebanon telah menunggu solusi politik untuk menghentikan kondisi (ekonomi) yang memburuk. Saya sudah mencoba semuanya untuk menemukan jalan keluar dan mendengar aspirasi warga serta melindungi negara dari bahaya keamanan dan ekonomi,” kata Hariri.
”Hari ini, jujur saja, saya menemui jalan buntu dan kini waktunya untuk (menjalankan) langkah besar menghadapi krisis. Untuk semua mitra politisi, tanggung jawab kita sekarang adalah melindungi Lebanon dan membangkitkan perekonomian,” tuturnya seraya menyinggung soal kericuhan.
Permohonan mundur disampaikan Hariri kepada Presiden Lebanon Michel Aoun. Seorang pejabat di kantor kepresidenan menyebut, Aoun masih mempelajari permohonan Hariri dan tidak meminta penunjukan pelaksana tugas PM.
Dalam konstitusi Lebanon, PM dan kabinetnya akan tetap bertugas sampai pemerintahan baru dibentuk. PM Lebanon ditunjuk oleh presiden. Pada masa jabatannya yang ketiga ini, Hariri membutuhkan hampir sembilan bulan untuk membentuk pemerintahan. Kabinetnya baru bekerja pada Januari 2019.
Rombak sistem politik
Pengunjuk rasa menyatakan senang dengan pengunduran diri Hariri. Walakin, mereka tetap tidak puas. Mereka ingin perombakan menyeluruh sistem politik Lebanon.
Para pengunjuk rasa tidak puas. Mereka menginginkan perombakan menyeluruh sistem politik Lebanon.
Sejak perang saudara berakhir puluhan tahun lalu, aktor politik Lebanon masih tetap sama. Aoun adalah perwira yang aktif berpolitik sejak masa perang saudara. Sementara Nabih Berri jadi ketua DPR sejak 1992. Adapun Hezbollah tetap menjadi kekuatan politik sekaligus kelompok bersenjata penting di Lebanon. Sebagian pihak sampai menuding Hezbollah lebih kuat dibanding tentara Lebanon sekalipun.
Tatanan politik yang tidak berubah itu dianggap warga sebagai biang kerok krisis Lebanon. Para politisi dituding melestarikan korupsi yang membuat perekonomian Lebanon memburuk.
Beirut sebenarnya sudah dijanjikan pinjaman 11 miliar dollar AS. Para peminjam mensyaratkan pemberantasan korupsi dan reformasi kebijakan harus dilakukan sebelum pinjaman dicairkan. Sampai sekarang, persyaratan itu dinilai belum dipenuhi Lebanon.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyebut, krisis politik Lebanon bukan alasan untuk pencairan pinjaman. Beirut tetap harus menjalankan agenda reformasi.
Pengunduran diri Hariri tidak hanya gagal meredakan unjuk rasa. Kondisi perekonomian juga tidak segera membaik. Gubernur Bank Sentral Lebanon Riad Salameh mengingatkan bahwa krisis ekonomi makin dekat.
Di pasar gelap, nilai tukar pound Lebanon merosot ke kisaran 1.800 pound Lebanon per 1 dollar AS. Di pasar resmi, nilai tukarnya ditetapkan 1.507 pound per 1 dollar AS. ”Bahkan, jika pengunjuk rasa bubar, mereka tetap menghadapi masalah nyata berupa devaluasi pound,” kata Toufic Gaspard, ekonom yang pernah bekerja untuk Kementerian Keuangan Lebanon.
”Sebagian besar pendapatan warga Lebanon dalam pound, simpanan dan dana pensiun mereka juga. Tentu saja itu akan tergerus,” kata Gaspard. (AFP/AP)