HANOI, SENIN— Otoritas Vietnam terus bergerak mengusut kasus penyelundupan manusia, khususnya terkait temuan 39 jenazah di dalam truk peti kemas di Inggris. Setelah polisi Vietnam menangkap dua orang pada Jumat, polisi kembali menangkap delapan orang pada Minggu (3/11/2019).
Kedelapan orang itu ditangkap dengan tuduhan mengorganisasi korban untuk diselundupkan ke luar negeri.
”Berdasarkan apa yang kami pelajari dari para tersangka, kami akan secara aktif melakukan penyelidikan untuk memerangi dan memberantas para penyelundup yang membawa orang secara ilegal ke Inggris,” kata Kepala Polisi Provinsi Nghe An, Nguyen Huu Cau, dikutip kantor berita Vietnam, VNA.
”Hal terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah menangani konsekuensi dari insiden itu dan membantu anggota keluarga menerima jenazah,” kata Cau. Polisi memperlakukan kasus di Grays sebagai kasus penyelundupan, bukan kasus perdagangan orang.
Sebagian besar korban berasal dari Nghe An dan provinsi tetangga, Ha Tinh, yang terletak di utara-tengah Vietnam. Di dua provinsi itu tak ada pekerjaan yang memberikan penghasilan yang baik. Situasi tersebut turut memicu ketertarikan anak-anak muda untuk bekerja di luar Vietnam dan hal itu dimanfaatkan oleh jejaring geng penyelundup manusia untuk menjerat mangsa mereka.
Warga Vietnam
Pada Jumat pekan lalu, polisi Inggris mengatakan, semua 39 korban adalah warga negara Vietnam. Awalnya, polisi Inggris menduga korban berasal dari China.
Para korban diyakini telah membayar penyelundup manusia untuk membawa mereka ke Inggris. Polisi belum memberikan perincian tentang skema penyelundupan manusia tersebut. Terkait kasus tersebut, polisi Inggris telah mendakwa sopir truk peti kemas itu, Maurice Robinson (25), dengan dakwaan pasal pembunuhan dan berkonspirasi menyelundupkan migran asal Vietnam.
Pemerintah berusaha memulangkan jenazah para korban secepat mungkin.
Polisi mengatakan, Robinson mengemudikan truk ke Purfleet di mana ia kemudian mengambil peti kemas yang tiba dengan feri dari Pelabuhan Zeebrugge, Belgia.
Pihak berwenang Inggris kini berusaha mengidentifikasi jenazah. Mereka bekerja sama dengan para pejabat di Vietnam untuk mendapatkan informasi tentang warga yang dilaporkan hilang oleh keluarga mereka dan diperkirakan sedang dalam perjalanan ke Inggris.
Menurut surat kabar Vietnam, Thanh Nien, yang dikelola pemerintah, Vietnam telah mengirim delegasi dari Kementerian Keamanan Publik dan Kementerian Luar Negeri ke Inggris. ”Pemerintah berusaha memulangkan jenazah para korban secepat mungkin menurut hukum Vietnam, Inggris, dan internasional,” kata Menteri Keamanan Publik Jenderal To Lam, seperti dikutip oleh surat kabar tersebut.