China menyatakan bahwa Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) akan memberikan peluang bagi India untuk melakukan ekspor.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
BEIJING, RABU— China menyatakan bahwa Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) akan memberikan peluang bagi India untuk melakukan ekspor. Salah satu argumen pendukungnya adalah, jika terealisasi, RCEP tergolong pasar besar, mencakup 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) global dan separuh populasi dunia. RCEP bakal menjadi blok kerja sama perdagangan bebas terbesar dunia.
Melihat potensi itu, China sepakat bergabung dengan 14 negara dalam kerja sama ekonomi RCEP. Namun, di menit-menit terakhir pembahasan dalam Konferensi Tinggi Tinggi Ke-3 RCEP di Bangkok, Thailand, Senin lalu, India justru menarik diri. India khawatir kerja sama tersebut akan membuat impor murah dari negara seperti China terbuka luas dan membanjiri India. New Delhi pun cemas, situasi itu akan membuat industri dalam negeri mereka tidak kompetitif serta merugikan petani, pengusaha, pekerja, dan konsumen di India.
Keputusan India itu dilihat sebagai pukulan terhadap RCEP yang kini mencakup 10 negara ASEAN ditambah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
India khawatir kerja sama tersebut akan membuat impor murah dari negara seperti China terbuka luas dan membanjiri India.
Di Beijing, Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen, Rabu (6/11/2019), mengatakan, dirinya memahami kekhawatiran India. Namun, kerja sama RCEP akan memberikan keuntungan kepada eksportir India dan membantu menciptakan lapangan kerja di India.
”Kami memahami beberapa industri di India akan khawatir, tetapi RCEP juga akan membawa peluang ekspor yang besar bagi industri India,” ujarnya. Shouwen menambahkan dalam RCEP juga terdapat mekanisme perlindungan yang bisa dipakai untuk menetapkan tarif jika India merasa kesepakatan yang dicapai itu kemudian terbukti mengganggu sektor industri domestiknya.
Meski demikian Wang Shouwen memuji RCEP sebagai kerja sama yang memberikan motivasi signifikan dan memberi dorongan pada kepercayaan investor global. RCEP sekaligus menyampaikan pesan yang menentang unilateralisme dan proteksionisme yang telah menekan pertumbuhan ekonomi dunia. RCEP juga akan menguntungkan perusahaan China, pekerja, dan konsumen karena meniadakan kendala tarif dan nontarif serta menurunkan harga.
Sebelumnya, Senin (4/11), Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng menyatakan, ”Kapan pun India siap, dipersilahkan saja untuk bergabung.”
Di Shanghai, Presiden China Xi Jinping mengatakan, ”Saya berharap kesepakatan ini akan ditandatangani dan mulai berlaku secepatnya.” China senang mencapai kesepakatan perdagangan bebas dengan negara lain. Xi juga menambahkan bahwa para juru rundingnya akan mempercepat negosiasi investasi dengan Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.
Saya berharap kesepakatan ini akan ditandatangani dan mulai berlaku secepatnya.
Xi mengulangi lagi janjinya untuk menawarkan akses pasar yang lebih besar, melindungi hak atas kekayaan intelektual, dan meningkatkan kerangka kerja legal bagi perusahaan asing.
Langkah India
India menyatakan akan membahas kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Menteri Perdagangan India Piyush Goyal mengatakan, sektor-sektor seperti batu mulia, tekstil, dan pertanian akan didorong untuk masuk dalam perjanjian dagang dengan Uni Eropa.
”Kami harus memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa,” ujar Goyal ketika menjelaskan mengapa India menarik diri dari RCEP dalam jumpa pers Selasa lalu di New Delhi, India. (REUTERS/AFP)