China dan ASEAN menyepakati pertukaran pemuda di berbagai bidang terutama di bidang budaya untuk memperkuat hubungan kerja sama kawasan ASEAN Plus.
Oleh
Iwan Santosa/Samuel Oktora
·3 menit baca
China dan ASEAN menyepakati pertukaran pemuda di berbagai bidang terutama di bidang budaya untuk memperkuat hubungan kerja sama kawasan ASEAN Plus. Mantan Duta Besar RI untuk China Mayjen Purn Sudrajat dalam penutupan Konferensi Ke-12 China-ASEAN People to People Organization di Bandung, Senin (11/11/2019) malam, menegaskan, kesepakatan pertukaran pemuda tersebut merupakan wujud semangat Bandung, yakni Konferensi Asia Afrika yang mendorong kemerdekaan negara-negara berkembang dan membangun kerja sama.
”Perturakan para ahli seperti bidang pertanian, kuliner, sastra, desain, lingkungan hidup, dan sektor energi menjadi prioritas. Kita akan lakukan pertukaran pelajar dengan sistem homestay di antara sesama negara ASEAN dan juga China untuk menyambung hubungan persahabatan di kalangan generasi muda di ASEAN dan China,” kata Sudrajat.
ASEAN adalah blok regional dengan penduduk lebih dari 650 juta jiwa yang menjadi kawasan stabil dan berkembang yang berada di antara India-China-Australia.
Sudrajat, yang juga pernah menjadi Atase Pertahanan Republik Indonesia di Amerika Serikat, menambahkan, seluruh delegasi ASEAN mendukung kerja sama China dan dunia dalam skema Belt and Road karena itu sejalan dengan gagasan membangun konektivitas ASEAN (2020-2025). Upaya Belt and Road dalam membangun hubungan Eropa, Timur Tengah, dan Asia adalah sebuah langkah positif yang mendorong kemajuan ekonomi bersama.
Selanjutnya, disepakati meningkatkan hubungan kerja sama pemerintah lokal ASEAN dengan China yang sejauh ini tercatat terdapat 297 kerja sama sister city. Keputusan terakhir adalah membangun mekanisme bersama untuk menangkal berita palsu (hoaks) di sosial media dan platform media lainnya.
Gu Xiu Lian pendiri Konferensi China-ASEAN dalam kesempatan sama memuji semangat para delegasi yang mengedepankan kerja sama dan dialog multilateral untuk membangun ASEAN Plus dalam hal ini dengan China.
Ketua Delegasi Thailand Korn Dabaransi menambahkan, kerja sama China-ASEAN bersifat nonpolitik dan mengedepankan kerja sama budaya dan ekonomi yang dirintis sejak tahun 2006. Konferensi selanjutnya akan dilakukan di Laos tahun 2021.
Duta Besar Sudrajat mengingatkan, Blok ASEAN dan China secara jumlah penduduk mencapai seperlima penduduk dunia dengan kekuatan ekonomi yang besar. ”Kita memasuki abad Asia di abad ke-21. Ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun Indonesia dan ASEAN,” kata Sudrajat.
Secara terpisah, Soegeng Rahardjo yang juga pernah menjadi dubes RI untuk China mengingatkan agar Indonesia solid dan memanfaatkan blok ASEAN untuk tumbuh bersama. ”Sejak hampir 50 tahun terakhir, Blok ASEAN adalah kawasan yang damai. Tidak ada perang besar antarnegara dan semua ini dicapai berkat mekanisme dialog dan kerja sama ASEAN yang diperjuangkan bersama negara anggota tanpa intervensi negara-negara besar,” kata Soegeng.
Kondisi ASEAN yang stabil dan peran Indonesia sebagai negara pelopor harus terus diperjuangkan dan dikedepankan di tengah ketidakpastian situasi politik dunia. Sebagai sebuah blok regional pun ASEAN sendiri sudah memiliki kekuatan ekonomi yang tidak bisa dianggap enteng.