Korea Utara kembali meluncurkan dua rudal jarak pendek ke laut lepas di pantai timur negara itu, Kamis (28/11/2019). Sebelumnya uji coba serupa dilakukan pada 31 Oktober 2019.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
SEOUL, KAMIS—Korea Utara meluncurkan dua rudal jarak pendek ke laut lepas di pantai timur negara itu, Kamis (28/11/2019), bertepatan dengan hari libur Thanksgiving di Amerika Serikat. Ini uji coba terbaru rudal Korut setelah uji coba serupa pada 31 Oktober 2019.
Gabungan Para Kepala Staf Korea Selatan (JCS) menyatakan, Korut meluncurkan dua rudal jarak pendeknya dari kota pantai timur Yonpo sekitar pukul 17.00. Rudal-rudal jarak pendek itu melesat hingga sejauh 380 kilometer dan mencapai ketinggian 97 kilometer.
Sejumlah aktivitas Korut akhir-akhir ini mengindikasikan pesan tentang apa yang akan terjadi jika AS tidak mampu menawarkan proposal perundingan baru pada tenggat akhir tahun ini yang ditetapkan Pemimpin Korut Kim Jong Un. Uji coba rudal kemarin adalah uji coba ke-13 Korut tahun ini.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, peluncuran rudal oleh Korut itu merupakan pelanggaran terbaru dari serangkaian pelanggaran yang telah dilakukan oleh Pyongyang. Kementerian Pertahanan Jepang menyebut bahwa rudal Korut itu tidak memasuki wilayah udara Jepang atau zona ekonomi eksklusifnya. Meski demikian, Abe menyatakan peluncuran rudal itu bukan hanya mengancam Jepang, melainkan juga kawasan dan sekitarnya, serta menentang masyarakat internasional.
”Kami akan tetap berhubungan dengan AS, Korea Selatan, dan komunitas internasional untuk memantau situasi,” kata Abe kepada pers di Tokyo.
Korea Utara menyebut latihan militer gabungan AS-Korsel itu sebagai upaya persiapan invasi ke Korut.
Militer Korsel menyampaikan protes keras atas peluncuran rudal Korut itu dan mengimbau Utara menghentikan tindakan memancing ketegangan militer. ”Tindakan-tindakan Korea Utara seperti itu tidak berguna dalam upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea,” ujar Jeon Dong-jin, Direktur Operasi JCS Korsel.
Pamer kemajuan
Para analis meyakini bahwa apa yang dilakukan Korut itu merupakan upaya Pyongyang untuk menunjukkan kemajuan pengembangan persenjataan mereka pada peringatan ulang tahun uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) 2017, yang disebut-sebut bisa menjangkau wilayah AS.
”Peluncuran (rudal) hari ini sesuai dengan pola Korea Utara meng skalasi tekanan terhadap Washington dan Seoul menjelang tenggat akhir tahun yang ditetapkan Kim,” kata Leif-Eric Easley, pengajar studi-studi internasional di Ewha Womans University, Seoul, Korsel.
Pejabat Korut telah memperingatkan AS untuk mencabut kebijakan yang memusuhi Korut atau Korut menghentikan perundingan dengan AS. Korut juga menuntut pencabutan sanksi yang diberlakukan AS pada negara mereka, serta menghentikan latihan militer gabungan antara tentara AS dan Korsel. Korea Utara menyebut latihan militer gabungan AS-Korsel itu sebagai upaya persiapan invasi ke Korut.
Peluncuran rudal oleh Korut itu berlangsung sepekan setelah Korsel tidak jadi mundur dari pakta kerja sama intelijen dengan Jepang. Pakta ini merupakan elemen kunci dari kerja sama keamanan di antara dua sekutu utama AS di kawasan itu. (AFP/AP/REUTERS).