Delegasi perdagangan Amerika Serikat dan China terus berupaya mencari kesepakatan dagang. Pemerintah China mendesak dilakukannya pemotongan atau pembatalan tarif impor.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·2 menit baca
BEIJING, KAMIS— Pemerintah China mendesak dilakukannya pemotongan atau pembatalan tarif impor jika kesepakatan yang disebut sebagai fase pertama dengan Amerika Serikat tercapai. Beijing menilai berapa banyak tarif yang harus dibatalkan dapat dinegosiasikan.
Suara Beijing itu dibawa dalam proses negosiasi dengan AS di tengah kemungkinan penerapan tarif impor baru oleh Washington pada pertengahan Desember ini. Negosiasi tersebut dibayang-bayangi kemandekan. Presiden AS Donald Trump membuka kemungkinan kesepakatan dengan China akan dilakukan selepas pemilihan presiden AS pada November 2020.
”Pihak China percaya bahwa jika kedua belah pihak mencapai kesepakatan fase satu, aneka tarif pun harus diturunkan,” kata juru bicara kementerian, Gao Feng di Beijing, Kamis (5/12/2019). Gao menambahkan kedua belah pihak menjaga komunikasi yang erat.
Penyelesaian kesepakatan fase satu di antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut pada awalnya diharapkan rampung pada November. Ini tidak terwujud bahkan adapun tarif baru dari AS untuk China, dijadwalkan mulai 15 Desember, mencakup sekitar 156 miliar dollar AS impor China.
Delegasi perdagangan kedua belah pihak dilaporkan terus berupaya mencari kesepakatan dagang. Hal itu berlangsung di tengah peningkatan ketegangan bilateral atas isu-isu non-perdagangan yang turut mewarnai, seperti campur tangan AS soal protes di Hong Kong dan isu minoritas Muslim Uighur. Hal itu turut mengaburkan prospek pencapaian kesepakatan.
Pihak China percaya bahwa jika kedua belah pihak mencapai kesepakatan fase satu, aneka tarif pun harus diturunkan.
Sebuah sumber dari kalangan Pemerintah China menyanggah adanya kepanikan Beijing dalam proses negosiasi. ”Kedua pemimpin telah berbicara tentang upaya mencapai kesepakatan dan para pejabat sekarang berupaya menyelesaikan pekerjaan mereka,” kata sumber itu.
Diungkapkan, tidak mungkin China akan membalas persetujuan undang- undang AS tentang Uighur di wilayah Xinjiang, misalnya dengan merilis daftar entitas perusahaan-perusahaan AS yang dianggap berbahaya bagi kepentingan China—semata demi membalas langkah Washington atas lahirnya dua UU baru itu.
Presiden Trump, Rabu, mengatakan, pembicaraan perdagangan dengan China berlangsung sangat baik. Nada itu lebih positif daripada sambutannya sehari sebelumnya, yakni harus menunggu sampai setelah pemilihan presiden AS tahun 2020.
Pasar keuangan pun bereaksi positif terhadap perkembangan terbaru negosiasi AS-China itu. Mayoritas pasar saham di Asia ditutup menanjak, searah dengan pasar saham Eropa di awal perdagangan. Indeks CAC 40 Perancis naik 0,2 persen dan Indeks DAX Jerman menanjak 0,1 persen. (AP/AFP)