Penghargaan ini diberikan untuk memberi hormat kepada orang yang tak hanya menjadi atau membentuk berita, tetapi juga berkontribusi positif dalam proses di Asia.
Oleh
MH SAMSUL HADI DAN NINA SUSILO
·3 menit baca
Media Singapura, The Straits Times, Kamis (5/12/2019), menobatkan Presiden Joko Widodo sebagai Tokoh Asia 2019 (The Straits Times Asian of the Year 2019). Penghargaan itu diberikan, antara lain, terkait perannya menempatkan Indonesia berada di jantung Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melalui inisiatif kerja sama Indo-Pasifik yang diadopsi ASEAN pada Juni lalu.
Pandangan Indo-Pasifik itu dipaparkan Presiden Jokowi pada KTT Asia Timur di Singapura, November 2018, tetapi baru diadopsi para pemimpin ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bangkok, Thailand, Juni 2019. ”(Pandangan Indo-Pasifik) mempertahankan posisi netral perkumpulan itu di tengah meningkatnya persaingan antara China dan Amerika Serikat memperebutkan supremasi di kawasan,” tulis The Straits Times.
Pandangan Indo-Pasifik tersebut mensyaratkan prinsip-prinsip kerja sama berlandaskan, antara lain, keterbukaan, inklusivitas, dan sentralitas ASEAN. ”Di tahun ketika pertentangan menjadi berita... Jokowi tampil sebagai orang yang cenderung menyatukan ketimbang memecah belah,” kata Jeremy Au Yong, Editor Luar Negeri The Straits Times.
Selain terkait perannya membawa Indonesia di panggung regional, The Straits Times juga menjadikan ”ketangkasan dan akal sehat” Jokowi mengarungi politik dalam negeri Indonesia lewat kemenangannya dalam pemilu presiden tahun ini. Warren Fernandez, editor The Straits Times, mengatakan, penghargaan itu diberikan untuk memberi hormat kepada orang yang tak hanya menjadi atau membentuk berita, tetapi juga berkontribusi positif dalam proses di Asia.
Penghargaan serupa sejak 2012 telah diberikan kepada sejumlah tokoh, antara lain, Presiden China Xi Jinping, PM India Narendra Modi, PM Jepang Shinzo Abe, dan pendiri Singapura, PM Lee Kuan Yew.
Modal sosial
Menanggapi pemberian penghargaan tersebut, Presiden Jokowi menyebut penghargaan itu sebagai modal sosial besar untuk mencapai cita-cita Indonesia maju. Di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook, akun resmi Presiden Jokowi menuliskan, ”Terima kasih. Ini kehormatan bukan untuk saya semata-mata, melainkan untuk Indonesia.”
Terima kasih. Ini kehormatan bukan untuk saya semata-mata, melainkan untuk Indonesia.
Melalui Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman, Jokowi juga menyampaikan penghargaan itu adalah buah kerja keras bersama, setidaknya selama lima tahun periode pertama kepemimpinannya. ”Yang terpenting, sosok Pak Jokowi dinilai bukan hanya sukses secara signifikan di dalam negeri, melainkan juga dalam perkembangan regional dan global,” kata Fadjroel.
Pengamat internasional Beginda Pakpahan mengatakan, keberhasilan Indonesia menyodorkan konsep Indo-Pasifik di ASEAN merupakan kontribusi besar dan signifikan dalam memosisikan organisasi regional itu di tengah pertarungan AS dan China. Berkat pandangan Indo-Pasifik itu, ASEAN mampu menegaskan posisinya tidak berada di bawah dua kekuatan besar tersebut.
Kepemimpinan di ASEAN
”Indonesia memang diharapkan oleh negara-negara ASEAN untuk tampil di depan,” ujar Beginda soal apakah kontribusi pandangan Indo-Pasifik itu bakal memulihkan kembali kepemimpinan Indonesia di ASEAN.
”Secara natural dan de facto, Indonesia mempunyai pengaruh. Namun, secara de jure, Indonesia tidak mau jadi yang terdepan, tetapi biasa merangkul (negara-negara ASEAN lain).”
Adapun peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Evan A Laksmana melihat pemberian penghargaan tersebut juga dalam konteks hubungan bilateral Indonesia dan Singapura. Ia mengamati hubungan bilateral kedua negara sedikit merenggang beberapa tahun terakhir, antara lain, terkait isu flight information region (FIR), perundingan batas maritim, hingga terakhir tahun lalu soal negosiasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik.
"Ya anggap saja ini goodwill gesture dari Singapure untuk reset hubungan baik di term kedua Jokowi," kata Evan saat diminta komentar terkait dimensi lain dari penghargaan The Straits Times itu bagi hubungan Indonesia-Singapura.