Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Kamis (5/12/2019), mempersilakan anggota Demokrat di DPR untuk mulai menyusun naskah pemakzulan, sebuah tahapan krusial dalam proses pemakzulan Presiden Donald Trump.
Oleh
·2 menit baca
WASHINGTON, JUMAT—Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Kamis (5/12/2019), mempersilakan anggota Demokrat di DPR untuk mulai menyusun naskah pemakzulan, sebuah tahapan krusial dalam proses pemakzulan Presiden Donald Trump.
Naskah yang masih disusun tersebut kemungkinan besar berisi temuan Demokrat soal hubungan Trump dengan Ukraina. Naskah tersebut bisa menuntut Trump dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, penyuapan, dan menghalangi proses penyelidikan.
Para anggota DPR dan timnya berharap bisa menyelesaikan rancangan naskah pemakzulan dalam beberapa hari ke depan sehingga Komite Kehakiman DPR bisa menyetujuinya. Setelah itu, naskah diajukan ke DPR sebelum Natal 2019.
”Sedihnya, tetapi dengan kepercayaan diri dan kerendahan hati, dengan kesetiaan pada pendiri bangsa ini dan hati penuh cinta pada Amerika, hari ini saya mempersilakan ketua (Ketua Komite Kehakiman DPR) untuk memproses naskah pemakzulan,” kata Pelosi.
Nancy Pelosi mengatakan, dia (Trump) ”tidak memberikan kami pilihan”, kecuali bertindak cepat karena kemungkinan Trump akan merusak sistem lagi karena itu perlu diberhentikan sebelum pemilu presiden mendatang.
Demokrat menyebut hal itu adalah tugas mereka, menggali hubungan Trump dengan Ukraina. Namun, Trump dan Republikan justru menyebutnya sebagai tipuan, sebuah langkah politik yang berisiko. Republikan menyatakan akan mengusir orang-orang Pelosi dari DPR. Pelosi menegaskan, Kongres harus bertindak. ”Demokrasilah yang kini dipertaruhkan.”
”Tindakan presiden telah secara serius melanggar konstitusi,” kata Pelosi dalam pidatonya di Capitol. ”Dia mencoba merusak, sekali lagi, pemilu untuk keuntungannya sendiri. Presiden telah terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan, merusak keamanan nasional kita, dan membahayakan integritas pemilu kita.”
Adapun Trump sendiri berkeras bahwa dirinya tidak berbuat sesuatu yang salah. Di Twitter, dia mencuit bahwa Pelosi ”telah gila”.
Ketua Komite Kehakiman DPR AS Jerrold Nadler memberi tenggat kepada Trump hingga Jumat (6/12) pukul 17.00 waktu setempat untuk mengatakan, apakah dirinya, atau kuasa hukumnya akan juga memanggil saksi, memperlihatkan bukti, dan memberikan paparan terkait pemakzulan.
”Kami masih menunggu sampai pukul 17.00 untuk mendengar dari presiden apakah beliau ingin menjelaskan kepada komite. Jika ia mau, itu akan dilakukan, kemungkinan, minggu depan,” kata Nadler.
Inti dari penyelidikan pemakzulan adalah pembicaraan via telepon antara Trump dan Presiden Ukraina pada Juli lalu. Saat itu Trump menekan presiden Ukraina untuk menyelidiki Demokrat, termasuk lawan politiknya, Joe Biden. Di saat yang sama, Gedung Putih menahan bantuan militer untuk Ukraina, sekutu AS yang sedang berkonflik dengan Rusia.
Menyusun naskah pemakzulan merupakan peristiwa penting, inilah untuk keempat kalinya dalam sejarah AS Kongres berusaha menurunkan presiden dari jabatannya. Pemakzulan ini juga kian menguatkan polarisasi keberpihakan dan memecah bangsa. (AP/REUTERS/ADH)