Kebuntuan karena tidak ada partai menjadi mayoritas parlemen dikhawatirkan kembali terjadi selepas pemilu. Padahal, pemilu digelar untuk menyelesaikan kebuntuan itu.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
LONDON, RABU — Puluhan juta warga Inggris Raya akan memilih 650 anggota DPR lewat pemilu, Kamis (12/12/2019). Ketua Partai Konservatif Boris Johnson diprakirakan bisa mempertahankan kursi perdana menteri.
”Kami tak bisa memastikan apakah pemilu akan menghasilkan parlemen tanpa mayoritas atau tidak. Konservatif akan dapat banyak suara di daerah- daerah yang memilih keluar dari Uni Eropa,” kata Direktur Riset Politik YouGov Anthony Wells, Selasa (10/12) malam waktu London atau Rabu dini hari WIB.
Lembaga yang beberapa kali prediksinya mendekati hasil resmi pemilu itu memprakirakan Partai Konservatif meraih 311 hingga 339 dari 650 kursi DPR. Sementara Partai Buruh diprakirakan meraih 206 hingga 231 kursi DPR.
Kami tak bisa memastikan apakah pemilu akan menghasilkan parlemen tanpa mayoritas atau tidak.
Dengan demikian, Johnson berpeluang mempertahankan kursi PM. Di sisi lain, jika hanya meraih 311 kursi, Konservatif akan membutuhkan mitra koalisi untuk menggenapi perolehan 326 kursi atau jumlah minimal untuk menjadi mayoritas di parlemen.
Tanpa status mayoritas, PM akan kesulitan memperoleh persetujuan parlemen seperti terjadi beberapa tahun terakhir. Johnson menyebut kondisi tersebut sebagai kelumpuhan politik dan karena itu harus diakhiri lewat percepatan pemilu. Dari seharusnya 2022, pemilu Inggris diselenggarakan Kamis ini.
Gara-gara kelumpuhan yang disebut Johnson, pemerintahan Konservatif gagal mendapat persetujuan parlemen untuk proposal Inggris keluar dari UE atau Brexit. Johnson berjanji Brexit akan dilaksanakan pada 31 Januari 2020, tenggat terbaru yang disepakati dengan UE, jika Konservatif menguasai mayoritas kursi DPR hasil pemilu hari ini.
Sementara itu, Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn berjanji menggelar referendum ulang soal Brexit dan berunding ulang dengan UE soal Brexit. Setelah tiga tahun sejak referendum yang memutuskan Inggris keluar dari UE, Brexit tidak kunjung terwujud.
Penting
Pemilu hari ini dinilai penting oleh semua partai. Johnson berjanji akan memperjuangkan setiap suara demi menyelesaikan Brexit. ”Risikonya amat jelas, kita akan kembali mendapat parlemen tanpa mayoritas, yang berarti penundaan, kelumpuhan, dan gangguan pada negara ini,” ujarnya.
Sementara Corbyn berusaha membujuk pemilih dengan berjanji menghentikan penghematan anggaran. ”Bagi Anda yang belum menentukan pilihan, saya harus menyatakan bahwa pilihan Anda menentukan masa depan negara,” ujarnya dalam berbagai kampanye.
Penghematan yang disinggung Corbyn sudah terjadi hampir sepuluh tahun selepas krisis 2008. Penghematan dituding sebagai penyebab layanan masyarakat memburuk. Kasus seorang anak sakit kedinginan karena tidak mendapat selimut di rumah sakit menjadi salah satu senjata Buruh mendukung kampanye itu.
Pemerintahan Buruh, menurut Corbyn, akan mengubah pelayanan buruk itu. Pemerintahan Buruh dinyatakan memberi harapan masa depan bagi generasi muda Inggris. ”Masalah nyata Inggris bukan Brexit. Persoalan nyata adalah tak ada uang di saku rakyat. Kami akan menaruh uang di saku warga,” katanya.
Ia juga berjanji akan menaikkan pajak orang kaya demi meningkatkan pelayanan bagi warga kelas bawah. Secara khusus, ia menyorot 150 orang terkaya Inggris yang berharta miliaran poundsterling.
Adapun Partai Liberal Demokrat berjanji Brexit dibatalkan jika partai itu menang pemilu. Sementara Partai Nasional Skotlandia (SNP) menyatakan hanya SNP bisa mencegah kemenangan Konservatif.
Dampak
Apa pun hasil pemilu Inggris, sektor keuangan global akan terdampak. London adalah pusat keuangan terpenting. London menjadi penghubung terbesar untuk perputaran penukaran valuta asing global yang bernilai 6,6 triliun dollar AS per hari. London juga menjadi penghubung terbesar untuk pasar sekunder obligasi.
Fakta itu membuat sektor keuangan Inggris dan sejumlah negara siaga. Alih-alih bersiap libur, perbankan dan lembaga keuangan Inggris dan banyak negara malah menyiagakan pegawai sampai pemilu selesai. Tempat pemungutan suara akan ditutup pada pukul 22.00 atau Jumat dini hari WIB. Sementara hasil akhir tidak resmi akan diketahui pada Jumat pagi waktu London.
Dengan status sebagai penghubung keuangan terbesar, klien lembaga keuangan dan perbankan London tersebar di sejumlah negara. Perbedaan zona waktu membuat para klien mungkin segera mengontak pengelola dana mereka di London begitu pemungutan suara selesai.
”Saya membatalkan liburan untuk anggota tim. Saya kira dampak hasil referendum Brexit akan terasa seperti jalan santai jika dibandingkan peluang kemenangan Corbyn. Padahal, dampak referendum Brexit dulu buruk sekali,” kata Marco Pabst, kepala bagian investasi pada bank investasi Swiss, UBP.
Bank lain, seperti HSBC dan Barclays, juga memutuskan menambah pegawai yang siaga. Keputusan itu berlaku di pusat-pusat keuangan global, seperti London, New York, Hong Kong, hingga Singapura. Dampak perdana diperkirakan akan dirasakan oleh poundsterling dalam perdagangan terakhir Kamis. (AP/REUTERS)