Australia Perketat Bandara untuk Menangkal Virus Demam Babi Afrika
Petugas imigrasi di bandara-bandara Australia bisa membatalkan visa dan memulangkan penumpang yang tak melaporkan makanan bawaan mereka. Orang Australia yang ketahuan membawa produk babi bisa didakwa pidana kriminal.
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·2 menit baca
BRISBANE, KOMPAS -- Pemerintah Australia memperketat pemeriksaan di bandar udara menyusul masuknya virus demam babi Afrika (African swine fever/ASF) ke Indonesia. Petugas imigrasi bandara bisa membatalkan visa dan memulangkan penumpang yang tidak melaporkan makanan bawaan mereka.
“Bali merupakan tempat wisata populer bagi orang Australia, yang juga merupakan provinsi yang memiliki populasi besar babi,” tutur Menteri Pertanian Bridget McKenzie, Senin (16/12/2019), seperti dikutip Australian Broadcasting Corporation (ABC).
"Kami tidak menoleransi penumpang yang berbohong tentang isi koper mereka, dan kami sudah menolak enam orang untuk masuk ke Australia karena membawa materi berisiko biosekuritas,” imbuhnya.
Imigrasi bandara memulangkan dan menghapus visa keenam penumpang tersebut karena tidak melaporkan bahwa mereka membawa makanan. Setiap minggu tercatat sebanyak 188 penerbangan langsung dari Indonesia ke kota-kota besar di Australia.
Orang Australia yang ketahuan membawa produk babi bisa didakwa melakukan tindak pidana kriminal dengan denda mencapai 420.000 dollar Australia (sekitar Rp 4 miliar) dan kurungan penjara selama 10 tahun.
Minggu lalu, koran The Australian melaporkan dua orang pemilik peternakan masing-masing divonis dua dan tiga tahun penjara di Negara Bagian Australia Barat karena menyelundupkan air mani babi dalam botol shampoo.
CEO Australian Pork Limited Margo Andrae meminta penumpang yang datang dari Asia untuk tidak membawa makanan atau alas kaki yang berisiko menularkan ASF. "Anda perlu membersihkan sepatu Anda dengan disinfektan, dan kalau perlu, tinggalkan saja sandal Anda,” tutur Andrae, seperti dikutip ABC.
Pemerintah Federal Australia, minggu lalu, mengucurkan dana 66 juta dolar Australia untuk merekrut 130 staf baru di bandara, menambah jumlah anjing pelacak, dan dua mesin sinar X tiga dimensi.
Indonesia, pekan lalu, mengumumkan setidaknya 2.000 ekor babi mati setiap hari pasca-merebaknya wabah ASF di 16 kabupaten di Sumatera Utara. Namun, Pemda Sumut kekurangan dana untuk membasmi penyebaran wabah tersebut.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), ASF telah menyebar di 11 negara di Asia, termasuk China, Mongolia, Vietnam, Kamboja, Korea Utara, Laos, Myanmar, Filipina, Korea Selatan, Timor Leste, dan Indonesia. Wabah tersebut diperkirakan telah menewaskan lebih dari seperempat populasi babi di seluruh dunia.