Xi Jinping Janjikan Dukungan Luas kepada Carrie Lam
Media Hong Kong menilai, pertemuan Carrie Lam dengan Xi bisa menghasilkan solusi krisis, termasuk salah satunya usulan untuk perombakan kabinet. Lam berjanji memperbaiki situasi ekonomi di kotanya dengan bantuan China
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
BEIJING, SENIN -- Setelah enam bulan terbelit unjuk rasa pro- demokrasi besar-besaran dan selalu berakhir dengan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, Hong Kong nyaris lumpuh. Situasi ini membuat Presiden China Xi Jinping prihatin. Ia berjanji memberikan dukungan tanpa batas kepada Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, Senin (16/12/2019).
Tuntutan utama pengunjuk rasa antara lain meminta Lam mundur dari posisinya. Namun, kini Lam memperoleh dukungan dari Xi setelah berkunjung ke Beijing.
”Pemerintahan pusat mengakui keberanian dan tanggung jawab Anda pada masa-masa yang sulit bagi Hong Kong, seperti sekarang ini. Kami akan mendukung Anda terus untuk memimpin pemerintahan di wilayah spesial administratif sesuai aturan hukum,” kata Xi kepada Lam.
Lam menyambut baik janji dukungan Xi. Sebelum bertemu Xi, Lam bertemu Perdana Menteri China Li Keqiang. Dalam pertemuan itu, Li Keqiang menyatakan, pemerintahan Lam telah berusaha keras mempertahankan stabilitas sosial Hong Kong.
Namun, Li juga meminta pemerintahan Hong Kong agar segera mencari tahu penyebab atau latar belakang konflik yang selama ini terjadi dan berbagai persoalan yang menghambat pembangunan ekonomi dan sosial Hong Kong.
”Ini semua agar situasi Hong Kong kembali tenang. Lam dan pemerintahannya harus bekerja keras untuk menghentikan kekerasan dan kekacauan serta memulihkan ketertiban sesuai aturan,” kata Li kepada Lam.
Lam dan pemerintahannya harus bekerja keras untuk menghentikan kekerasan dan kekacauan serta memulihkan ketertiban sesuai aturan.
Lam mengakui, situasi kacau yang terjadi di Hong Kong satu tahun terakhir ini memaksa dirinya harus bekerja keras dan menunjukkan kepada para pemimpin di China tentang posisi Hong Kong.
Hak terkikis
Kota Hong Kong merupakan kota semiotonom yang memiliki hak-hak khusus, yang berbeda dan tak diakui di China daratan. Hong Kong kembali ke pangkuan pemerintahan China pada 1997 setelah dijanjikan mendapat hak otonomi secara luas di bawah formula ”satu negara, dua sistem”, termasuk kebebasan pers dan sistem peradilan yang independen.
Keistimewaan inilah yang dinilai warga Hong Kong terkikis sedikit demi sedikit oleh para pejabat Partai Komunis di China. Tuduhan itu dibantah China.
Unjuk rasa dalam satu bulan terakhir ini berujung pada kerusuhan dan vandalisme setelah partai-partai prodemokrasi memenangi pemilihan lokal. Pekan lalu, sekitar 800.000 orang kembali ke jalan mendesak pemerintah untuk memenuhi lima tuntutan mereka, antara lain penyelidikan terhadap aparat kepolisian, amnesti bagi mereka yang ditangkap aparat polisi, dan pemilu bebas.
Media Hong Kong menilai, pertemuan Lam dengan Xi bisa menghasilkan solusi krisis, termasuk salah satunya usulan untuk perombakan kabinet.
Lam berjanji memperbaiki situasi ekonomi di kotanya dengan bantuan China yang mendukung kebijakan ekonomi pembangunan di Wilayah Teluk Besar (Guangdong, Hong Kong-Makau) di Provinsi Guangdong. Untuk pertama kali dalam 10 tahun terakhir, Hong Kong resesi karena sektor pariwisata dan ritel anjlok akibat unjuk rasa.