Jika AS tetap tidak mau mengubah sikap dan tidak mencabut sanksi, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan memilih ”jalan baru”. Kebijakan baru Korut itu kemungkinan akan disampaikan Kim pada perayaan Tahun Baru.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SEOUL, SENIN —Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta seluruh jajaran militer dan diplomat mempersiapkan diri untuk melindungi keamanan dan kedaulatan negara. Seiring dengan itu, Kim juga telah menganalisis persoalan yang muncul secara komprehensif mengenai tata kelola negara dan konstruksi ekonomi saat ini.
Kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), Senin (30/12/2019), menyebutkan Kim menyampaikan pandangan dan arahan itu pada hari ketiga rapat kerja Partai Pekerja. Dalam rapat itu, Kim memaparkan strategi dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam waktu cepat untuk memperbaiki situasi memprihatinkan di sektor industri utama.
”Sistem ekonomi harus diperkuat dan tugas-tugas itu harus segera diselesaikan dengan kedisiplinan yang kuat,” sebut Kim, seperti dikutip KCNA.
Kim juga menekankan perlunya menggenjot produksi pertanian dan meningkatkan standar pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kesehatan masyarakat. Kim tidak hanya mengarahkan, tetapi sekaligus memaparkan strategi dan cara untuk mencapai target itu.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea pada Korea Selatan, Lee Sang- min, mengaku tidak tahu maksud Korut dengan ungkapan ”mempersiapkan diri melindungi negara”. Pengamat politik di Institut Sejong, Korea Selatan, Cheong Seong- chang, mengatakan bahwa baru kali ini rapat komite pusat Partai Pekerja berlangsung selama lebih dari satu hari. Hal itu barangkali karena Kim merasa perlu segera ada perubahan kebijakan terkait sanksi dan tekanan komunitas internasional pada Korut.
”Tekanan internasional yang memberi sanksi telah menutup ekspor SDM Korut ke luar negeri dan melumpuhkan perekonomian mereka,” kata Cheong.
Rapat partai yang dimulai sejak Sabtu lalu itu menjadi perhatian banyak pihak. Muncul kekhawatiran bahwa Kim akan menghentikan perundingan nuklir dengan Amerika Serikat yang mandek dan memilih mengambil pendekatan konfrontatif dengan mencabut sendiri moratorium uji nuklir dan rudal jarak jauh.
Kim sudah tiga kali bertemu Presiden AS Donald Trump selama dua tahun terakhir untuk mewujudkan Semenanjung Korea yang bebas nuklir. Namun, tidak ada kemajuan berarti. Pada pertemuan terakhir, Juni lalu, keduanya bersepakat untuk kembali bicara. Namun, pada pertemuan tingkat pejabat teknis, Oktober lalu, di Swedia, Korut marah karena AS tidak mau mengubah sikap kerasnya.
Jika AS tetap tidak mau mengubah sikapnya dan tetap saja tidak mau mencabut sanksi dan tekanan lainnya, Kim menegaskan Korut akan memilih ”jalan baru”. Kebijakan baru Korut itu kemungkinan akan disampaikan Kim pada perayaan Tahun Baru, Rabu mendatang.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien menegaskan, AS akan sangat kecewa jika Korut kembali menguji rudal dan nuklir. Jika Korut nekat, AS tidak akan tinggal diam. AS tetap berharap Kim akan memenuhi komitmennya untuk melucuti nuklirnya. ”Militer dan ekonomi AS masih tetap yang terkuat di dunia. Kita masih bisa menekan lebih tegas,” ujarnya. (AFP/AP)