Perancis memperingatkan kemungkinan pembalasan Uni Eropa terhadap Amerika Serikat untuk tidak melanjutkan ancaman sanksi terhadap Perancis dalam sengketa perpajakan menyangkut sejumlah perusahaan raksasa teknologi AS.
Oleh
Benny D Koestanto
·3 menit baca
PARIS, SENIN— Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire pada Senin (6/1/2020) mendesak Amerika Serikat untuk tidak melanjutkan ancaman sanksi terhadap Perancis dalam sengketa perpajakan menyangkut sejumlah perusahaan raksasa teknologi AS. Perancis memperingatkan kemungkinan pembalasan dari Uni Eropa jika ancaman dilaksanakan.
”Perang dagang ini bukan kepentingan siapa pun dan saya meminta sahabat-sahabat kita di AS untuk memperlihatkan kebijaksanaan dan kembali ke akal sehat mereka,” kata Le Maire kepada salah satu stasiun radio Perancis, Inter, tentang peluang pemerintah AS bergerak ke arah menjatuhkan sanksi kepada Perancis.
Presiden AS Donald Trump pada bulan lalu mengancam bakal menghukum Paris terkait pajak baru terhadap raksasa-raksasa teknologi seperti Netflix dan Amazon. Trump mempertimbangkan penerbitan tarif impor atas aneka produk senilai 2,4 miliar dollar AS, mulai dari anggur Perancis, alat-alat kecantikan, hingga tas kulit. Pemerintah AS khususnya di Kementerian Perdagangan menerima komentar tertulis hingga Senin dan Selasa pekan ini sebelum menggelar dengar pendapat publik untuk memungkinkan individu dan perusahaan mengomentari tindakan hukum.
Le Maire mengeluarkan peringatan bahwa pihaknya akan merespons tindakan AS jika tarif impor itu benar-benar diberlakukan. ”Jika Amerika memutuskan untuk melakukannya, untuk memberikan sanksi terhadap pajak teknologi ketika mereka dikenai pajak seperti itu, maka kami pun akan membalas,” katanya seraya mengungkapkan rencananya untuk bertemu Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Saya memastikan bahwa pajak kami tidak mendiskriminasi perusahaan AS.
Le Maire mengatakan bahwa ia juga akan bertemu Komisaris Perdagangan UE Phil Hogan, Selasa ini. Keduanya akan mempelajari kemungkinan pelaksanaan pembalasan secara komersial atas langkah Washington.
Le Maire juga telah mengirimkan surat tertulis yang ditujukan kepada Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Lighthizer didesak tidak menjatuhkan sanksi kepada Perancis. ”Saya memastikan bahwa pajak kami tidak mendiskriminasi perusahaan AS,” kata Maire dalam suratnya.
Retribusi baru
Perancis pada tahun lalu menyetujui retribusi baru pada perusahaan-perusahaan teknologi. Hal itu diberlakukan di tengah upaya internasional yang berlarut-larut untuk menemukan model baru bagi pendapatan mereka melalui perpajakan yang diperoleh melalui penjualan dan iklan daring oleh perusahaan-perusahaan itu.
Perusahaan teknologi kerap kali membayar retribusi dengan nominal yang dinilai kecil jumlahnya di banyak negara karena kurangnya kehadiran fisik mereka. Retribusi yang diberlakukan Perancis mengharuskan perusahaan-perusahaan tersebut membayar hingga tiga persen dari pendapatan mereka, khususnya dari pendapatan yang diperoleh di Perancis.
Washington mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan AS, seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon, telah dipilih oleh otoritas pajak Perancis. Pada Agustus 2019, Perancis sepakat mengembalikan segala pajak yang dikumpulkan melebihi formula internasional yang belum diputuskan. Pemerintahan Trump di pihak lain dapat mengenakan bea hingga 100 persen dari nilai impor Perancis.
Le Maire meminta AS untuk mencari solusi global atas masalah perusahaan yang menghasilkan pendapatan besar dengan penjualan daring dan membayar sedikit pajak melalui negosiasi yang sedang berlangsung di Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan. (AFP)