Berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Guatemala dan Amerika Serikat pada 2019, warga negara Meksiko yang mencari suaka di AS akan dikirim oleh otoritas AS ke Guatemala.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
NEW YORK, SENIN — Dalam surel 4 Januari 2020, staf lapangan di Kantor Kewarganegaraan dan Layanan Imigrasi AS atau USCIS diberi tahu bahwa warga negara Meksiko akan dimasukkan dalam daftar yang ”setuju” dengan perjanjian bilateral AS-Guatemala tersebut.
Perjanjian bilateral yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump dan Pemerintah Guatemala pada Juli 2019 memungkinkan pejabat imigrasi AS untuk mengirim migran yang meminta suaka di perbatasan AS-Meksiko untuk mengajukan permohonan perlindungan di Guatemala sebagai gantinya.
Namun, Meksiko keberatan dengan rencana itu. Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam pernyataan, Senin (6/1/2020) malam, menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menemukan ”opsi yang lebih baik” bagi mereka yang mungkin terdampak.
Trump telah menjadikan penanganan migrasi ilegal sebagai prioritas utama selama masa kepresidenannya dan menjadikannya sebagai tema utama kampanye pemilu presiden AS 2020. Pemerintahan Trump juga membuat kesepakatan serupa dengan Honduras dan El Salvador tahun lalu.
Menentang
Partai Demokrat AS dan kelompok-kelompok promigran telah menentang langkah itu dan menyatakan bahwa pencari suaka justru akan menghadapi bahaya di Guatemala, dengan tingkat pembunuhan lima kali lipat dari AS. Pendapat ini berdasarkan data Bank Dunia tahun 2017.
Presiden terpilih Guatemala, Alejandro Giammattei, yang akan segera bertugas pada Januari 2020 menyatakan akan meninjau kembali perjanjian bilateral tersebut.
Alejandra Mena, juru bicara kantor imigrasi Guatemala, mengatakan, sejak perjanjian dilaksanakan pada November 2019, AS telah mengirim 52 migran ke Guatemala. Namun, hanya enam orang yang mengajukan suaka di Guatemala. Senin kemarin, ada tambahan 33 migran Amerika Tengah tiba dengan penerbangan ke Guatemala City.
Menurut dokumen pedoman, perjanjian bilateral itu sekarang hanya berlaku untuk migran dari Honduras, El Salvador, dan Meksiko. Pengecualian dibuat jika para migran dapat menunjukkan bahwa kemungkinan mereka akan dianiaya atau disiksa di Guatemala berdasarkan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan dalam kelompok sosial tertentu, atau pendapat politik.
Anak di bawah umur tanpa pendamping tidak dapat dikirim ke Guatemala berdasarkan perjanjian itu. (AFP/REUTERS)