Risiko penyebaran virus korona baru dari China kian besar menyusul dikonfirmasinya penularan dari manusia ke manusia. Jubir WHO Tarik Jasarevic memperingatkan, "kasus baru mungkin bermunculan” di China dan negara lain.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, SELASA – Seiring dengan bertambahnya korban sakit dan meninggal akibat virus korona baru dan adanya konfirmasi penularan dari manusia ke manusia, sejumlah negara mulai meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah penyebaran yang makin luas. Hal ini, terutama, dilakukan dengan menapis penumpang yang datang dari Wuhan, China.
Selain negara yang telah mencatat adanya kasus positif, sejumlah negara seperti Australia, Singapura, Amerika Serikat, Rusia, Nigeria, Malaysia, Bangladesh, dan Nepal juga melakukan tindakan pencegahan dengan memeriksa penumpang pesawat yang tiba dari Wuhan.
Di Rusia, setidaknya empat bandar udara, yaitu Sheremetyevo dan Vnukovo di Moskwa, Yakaterinburg, dan Irkutsk melakukan pemeriksaan penumpang yang tiba dari Wuhan. Ada lebih dari 1,5 juta warga China yang mengunjungi Rusia setiap tahun.
Di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan pencegahan. “Mohon lakukan tindakan pencegahan yang diperlukan,” kata Abe kepada menteri kesehatan dan jajaran pemerintahannya, Selasa (21/1/2020).
Adapun Presiden China Xi Jinping, menginstruksikan pemerintahannya untuk mengutamakan keselamatan warga, mempererat kerja sama dengan negara lain, dan memberikan informasi yang tepat tentang penyakit baru ini.
Risiko penyebaran virus korona baru dari Wuhan, China, kian besar menyusul dikonfirmasinya penularan dari manusia ke manusia. Konfirmasi penularan dari manusia ke manusia disampaikan oleh peneliti di Komisi Kesehatan nasional China, Zhong Nanshan, Senin (20/1/2020) malam.
“Saat ini, dapat dikatakan ada fenomena penularan dari manusia ke manusia,” kata Zhong yang turut membantu menanggulangi wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) kepada stasiun televisi CCTV.
Sebagai buktinya, dua pasien positif virus korona baru di Guangdong tertular dari keluarganya yang berkunjung ke Wuhan. Selain itu, 14 tenaga kesehatan yang merawat pasien positif di Wuhan juga tertular. Mereka tidak pernah ke pasar ikan Huanan sebelumnya.
Sebelumnya para ahli, termasuk di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan bahwa pasar Huanan yang tidak hanya menjual ikan, tetapi macam-macam daging hewan yang lain merupakan episentrum penyebaran virus korona baru di Wuhan. Virus diduga menyebar dari hewan yang dijual di sana.
Terkait penularan, WHO masih bersikap hati-hati dengan menyatakan di Geneva bahwa “belum cukup informasi untuk menarik kesimpulan bagaimana virus ini disebarkan”.
Meski begitu, juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, memperingatkan bahwa "kasus baru kemungkinan bermunculan” di China dan negara-negara lain.
Melalui Twitter, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan Komite Kedaruratan WHO untuk memastikan apakah merebaknya kasus penyakit akibat virus korona baru merupakan kedaruratan kesehatan masyarakat yang jadi perhatian internasional (PHEIC) dan apa rekomendasi dari para ahli untuk menanggulangi penyebaran kasusnya.
Jumlah korban
Sejauh ini, menurut Komisi Kesehatan Nasional China, enam orang telah meninggal dan 291 orang telah tertular virus korona baru. Di China, selain di Wuhan, kasus positif juga terdeteksi di Beijing, Shanghai, Guangdong, dan Zhejiang.
Di luar China, tercatat ada lima kasus positif terdeteksi, yaitu di Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan Taiwan.
Gabriel Leung, Dekan Fakultas Kedokteran University of Hong Kong, menilai, respons China dalam kasus virus korona baru lebih cepat dibandingkan saat SARS dulu. Ia menambahkan, dengan perhitungan pemodelan kasus positif virus korona baru akan terus bertambah dalam beberapa minggu ke depan. Akan tetapi, wabah ini akan kehilangan momentum karena tindakan pencegahan sudah banyak dilakukan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menyatakan, Wuhan mampu mengendalikan arus masuk dan keluar warganya. “Untuk megatasi epidemik di Wuhan, China telah mengambil langkah-langkah komprehensif yang ketat. Kami dengan tegas akan mengendalikan penyebaran epidemik ini,” ujarnya.