Ilmuwan Australia Mengopi Virus Korona Baru untuk Cari Terobosan Pengobatannya
Ilmuwan Australia berhasil mengopi virus korona baru dari seorang pasien yang tertular virus itu dan akan membeberkan penemuan mereka pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu diagnosa dan pengobatan penyakit.
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS -- Ilmuwan Australia menjadi orang yang pertama di luar China yang berhasil mengopi virus korona. Mereka akan membeberkan penemuan mereka pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu diagnosa dan pengobatan penyakit.
Ilmuwan di China lebih dahulu melakukan hal yang sama dan membagikan sekuens kromosom dari sel korona (genome sequence) pada ilmuwan di negara-negara lain untuk penelitian. Virus korona tipe baru telah menewaskan lebih dari 130 orang di China dan menjangkiti lebih dari 6.000 orang.
Sebanyak 47 orang teridentifikasi terjangkit di 16 negara, termasuk Thailand, Perancis, Amerika Serikat, dan Australia. Belum ada laporan tentang kematian di luar China.
Mike Catton, peneliti di laboratorium khusus di Melbourne, mengatakan bahwa pihaknya berhasil mengopi virus korona dari seorang pasien yang terjangkiti. Sampel itu tiba pada hari Jumat (24/1/2020).
"Kami sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian seperti ini selama bertahun-tahun, itu sebabnya kami bisa merespons dalam waktu yang singkat,” tutur Catton dari Institut untuk Penanganan Penyakit Infeksi dan Imun Peter Doherty, seperti dikutip BBC, Rabu (29/1).
Para dokter mengatakan, kopi virus korona ini bisa digunakan sebagai materi pengontrol (control material) untuk uji coba dan akan sangat berguna untuk mendiagnosis penyakit. Hal ini termasuk tes diagnosis awal yang mendeteksi virus pada orang yang belum menunjukkan gejala penyakit. Kopi virus korona itu juga bisa mencari vaksin apa yang tepat untuk pengobatan.
Deteksi awal menjadi vital untuk mencegah penyebaran virus korona baru ini. Dunia sudah sangat terhubung sehingga otoritas kesehatan di seluruh dunia bisa mencegah penyebaran dengan lebih baik, kata Catton.
Para dokter mengatakan, kopi virus korona ini bisa digunakan sebagai materi pengontrol (control material) untuk uji coba dan akan sangat berguna untuk mendiagnosis penyakit.
Seperti virus flu biasa, virus korona ini bisa menular dalam masa inkubasi, menurut otoritas China, namun hal ini belum dikonfirmasi oleh WHO. Menurut WHO, masa inkubasi berlangsung sampai 14 hari.
Catton mengatakan, fasilitas ilmiah Australia sangat siap menghadapi wabah virus, seperti korona. "Virus ini memenuhi tiga dari empat kriteria, jadi ini virus tingkat tiga berdasarkan pengetahuan kami tentang SARS (sindrom pernapasan akut parah) dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah), yang serumpun dengan virus korona,” tutur Catton, seperti dikutip Australian Broadcasting Cooporation (ABC).
“Virus ini berbahaya, bisa membunuh, tetapi tidak sejahat virus lain seperti Ebola, misalnya,” imbuhnya.
Ketua Pelayanan Medis Brendan Murphy mengatakan, belum ada penularan antar-manusia di Australia. "Tidak perlu panik dan belum perlu memakai masker,” tutur Murphy, seperti dikutip ABC.
Pada Rabu (29/1), pemerintah Australia meminta semua orang yang pernah berhubungan dengan orang yang terjangkiti virus korona untuk mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Hal yang sama diberlakukan pada anak sekolah yang baru datang dari China.
Pejabat kesehatan Queensland mengungkapkan, pemain sepak bola wanita juga sedang dikarantina di Brisbane untuk mencegah kemungkinan penularan penyakit.
Harian Sydney Morning Herald melaporkan, Rabu (29/1), sekitar 600 warga Australia yang terperangkap di Provinsi Hubei, tempat asal virus berjangkit, sedang mempertimbangkan untuk menolak rencana pemerintah untuk mengisolasi mereka ke Pulau Christmas selama 14 hari.
Sebelumnya, Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan rencana pemerintah untuk memulangkan semua warga Australia dari lokasi yang terjangkiti penyakit.
Jumlah orang yang dimonitor karena dicurigai mengidap virus di Negara Bagian New South Wales melonjak dari enam menjadi 16. Di Victoria, seorang pria berumur 50-an tahun masih diisolasi setelah dikonfirmasi terjangkiti virus korona baru di Monash Medical Centre. Di Queensland, seorang lagi dikonfirmasi terserang virus pada Rabu (29/1).