Sidang Pemakzulan Trump Bisa Berakhir Tanpa Pemeriksaan Saksi
Senat dapat memutuskan pemanggilan saksi dalam sidang pemakzulan Donald Trump pada Jumat ini. Ada peluang sidang berakhir tanpa saksi tambahan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS -- Para senator Amerika Serikat dari kubu Demokrat mengakui peluang sidang pemakzulan Presiden Donald Trump berakhir tanpa saksi. Bahkan, ada peluang sidang akan berakhir pekan ini dengan keputusan Trump dibebaskan dari dakwaan.
Senator senior Demokrat, John Barraso, mengatakan, sidang dapat berakhir pada Jumat (31/1/2020). ”Arahnya jelas, keputusan akhir pada Jumat. Ada beberapa anggota (Senat AS) yang menginginkan pemanggilan saksi. Namun, ke sanalah (sidang tanpa saksi) kini mengarah,” ujarnya, Rabu (29/1), di Washington DC.
Ada peluang Senat akan menggelar pemungutan suara soal pembebasan Trump pada Jumat sore. Sejumlah senator AS dari kubu Republikan juga berpendapat senada. Senator Republikan dari South Dakota, John Thune, menyebutkan, sidang Jumat akan membahas sejumlah mosi akhir sidang pemakzulan. Setiap mosi akan dibahas dalam waktu maksimal dua jam.
Ketua Mayoritas Senat AS Mitch McConnell (Republikan) berhak mengajukan mosi paling awal karena memimpin kubu dengan kursi terbanyak di Senat AS. Selanjutnya, Ketua Minoritas Senat AS Chuck Schumer (Demokrat) mendapat kesempatan kedua. Selepas mosi mereka, baru dibahas mosi-mosi dari senator lain.
Namun, Republikan mengakui masih ada perdebatan soal pemanggilan saksi dalam sidang Jumat pagi. Sejumlah Republikan, seperti Susan Collins, Mitt Romney, dan Lisa Murkowski, ingin ada pemeriksaan saksi. Sementara Republikan, seperti Thune, menyatakan proses pemakzulan harus segera diakhiri karena itu tidak perlu ada pemanggilan saksi tambahan.
”Jika memanggil Bolton (mantan Penasihat Keamanan AS John Bolton), hal itu akan dilanjutkan dengan pemanggilan yang lain, seperti Mulvaney (Kepala Staf Kepresidenan AS Mick Mulvaney) atau Pompeo (Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo). Lalu pihak lain ingin ada saksi-saksi lagi. Lingkaran ini harus diakhiri,” katanya kepada CNN.
Para pembela Trump secara terbuka mengakui Trump meminta pertolongan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky soal Joe Biden dan Hunter Biden, anak Biden. Hal itu dibahas Bolton dalam buku yang rencananya akan diedarkan mulai pertengahan Maret 2020. Walakin, tindakan itu dinilai wajar dan bukan pelanggaran.
”Dalam hal yang diungkap Bolton, meskipun mungkin benar, tidak ada pelanggaran yang layak disebut penyalahgunaan kewenangan atau memicu pemakzulan,” kata salah satu pembela Trump, Alan Dershowitz.
Permintaan itu dinyatakan dari pemenuhan kepentingan umum. Sebab, menurut Dershowitz, terpilih lagi untuk posisi politik adalah demi kepentingan umum. Pembela lain, Patrick Philbin, menyebut permintaan informasi pada pemerintah asing bukanlah pelanggaran aturan pendanaan pemilu.
”Permintaan bukan penyalahgunaan kewenangan. Itu bagian dari kebijakan politik luar negeri dan telah diterapkan sejumlah presiden sejak dulu,” ujarnya.
Pernyataan itu mengejutkan Demokrat. ”Saya kesulitan memahami waktu mereka menyampaikan itu. Harusnya menjadi akal sehat sederhana bahwa tidak boleh menjadikan informasi dari pemerintah asing sebagai senjata dan mendorong mereka memanipulasi pemilu kita. Itu tidak bermoral, salah, dan bahkan tidak sepatutnya didiskusikan,” kata Senator Martin Heinrich (Demokrat).
Pernyataan Dershowitz disebut sebagai pengakuan bahwa Trump meminta bantuan asing di pemilu.