Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Sabtu (1/2/2020), melepas pemberangkatan Satuan Tugas Garuda untuk membantu Pemerintah Australia memperbaiki sejumlah fasilitas umum pascakebakaran hutan dan lahan.
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Sabtu (1/2/2020), melepas pemberangkatan Satuan Tugas Garuda untuk membantu Pemerintah Australia memperbaiki sejumlah fasilitas umum pascakebakaran hutan dan lahan yang terjadi di negara itu. Keterlibatan Satgas Garuda ini diharapkan semakin memperkuat kerja sama kedua negara.
Australia, kata Hadi, merupakan tetangga yang berulang kali mengirim bantuan saat Indonesia terkena bencana alam. Oleh sebab itu, kini Indonesia berinisiatif membantu.
”Tugas-tugas di sana pun sudah kita kaji, yaitu normalisasi jalan, termasuk juga membereskan kayu atau puing-puing yang menutup akses jalan di wilayah tersebut. Kita membantu menyelesaikan masalah di sana, jangan sampai apinya timbul kembali,” kata Panglima TNI saat memberikan arahan
di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Keberangkatan Satgas Garuda ini dilakukan setelah Komisi I DPR pada Kamis (30/1) menyetujui permohonan TNI mengirimkan pasukan bantuan kemanusiaan ke Australia untuk menangani kebakaran hutan dan lahan
Satgas Garuda disiapkan bertugas selama satu bulan di Distrik Eden, New South Wales, Australia. Mereka berjumlah 41 personel yang terdiri atas Tim Zeni Konstruksi 36 orang, dengan rincian 26 orang TNI AD, 6 orang TNI AL, dan 4 orang TNI AU. Selain itu, juga ada staf dari Kementerian Luar Negeri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Satgas ini membawa perlengkapan keselamatan kerja individual, seperti helm, sarung tangan kerja, dan rompi penyelamat.
Satgas ini membawa perlengkapan keselamatan kerja individual, seperti helm, sarung tangan kerja, dan rompi penyelamat. Ada juga perlengkapan satuan berupa perangkat kayu, batu listrik, gergaji mesin, obat-obatan, dan perlengkapan perorangan lapangan.
Dari Lanud Halim Perdanakusuma, Satgas Garuda terbang menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hari Minggu ini, setelah mengisi bahan bakar pesawat di Kupang, mereka akan melanjutkan penerbangan menuju kota Richmond, Australia.
Dari Richmond, Satgas Garuda akan menempuh perjalanan sejauh 490 kilometer menuju Distrik Eden. Perjalanan bisa melalui jalur udara atau darat dengan dibantu Pemerintah Australia.
Atase Pertahanan Australia melaporkan, suhu di Distrik Eden saat ini mencapai sekitar 41 derajat celsius. Oleh karena itu, Satgas Garuda dilengkapi peralatan yang menyesuaikan dengan suhu di sana.
Bantuan kemanusiaan
Panglima TNI menyampaikan, masa penugasan Satgas Garuda bisa diperpanjang sesuai kebutuhan. Jumlah pasukan yang dikirim pun masih bisa ditambah jika dinilai masih kurang.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan, rencana TNI mengirimkan pasukan bantuan kemanusiaan ke Australia dalam menangani kebakaran hutan dan lahan merupakan panggilan meringankan beban negara sahabat. ”Dalam rangka menjaga hubungan baik dengan Australia, menunjukkan kepedulian sebagai negara yang bersahabat, TNI merasa terpanggil membantu meringankan beban yang dialami oleh negara Australia,” kata Wahyu.
Pemberangkatan Satgas Garuda membantu tahap rehabilitasi pascakebakaran hutan dan lahan di Australia diapresiasi publik. Pemerhati militer, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengatakan, TNI sudah teruji bersama Polri, BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta pemerintah daerah dalam mengatasi karhutla di Sumatera dan Kalimantan.
Semangat dan disiplin tinggi prajurit TNI efektif dalam operasi pemadaman karhutla. Pengalaman dan kegigihan diapresiasi sejumlah pihak.
”Kita semua patut bangga. Misi TNI ke Australia sungguh mulia dan sudah sepatutnya seluruh rakyat Indonesia mendoakan keberhasilan misi itu,” ujar Susaningtyas. (IGA/HAM)