BEIJING, RABU— Tekanan terhadap perekonomian China dan efek lanjutannya secara global belum hilang akibat merebaknya virus korona jenis baru. Hingga Rabu (5/2/2020), perusahaan-perusahaan belum dapat memastikan waktu beroperasi kembali setelah masa liburan Imlek diperpanjang di tengah merebaknya virus itu.
Perusahaan penerbangan Airbus, misalnya, justru memperpanjang rencana penutupan pabrik perakitannya di Tianjin, China. Pihak perseroan tengah memantau akibat langsung penutupan itu, terutama pengiriman pesawat kepada para pemesan. Tianjin adalah salah satu dari dua jalur perakitan akhir pesawat Airbus di luar Eropa, di samping pabrik serupa di Mobile, Alabama, AS.
Apa yang terjadi pada Airbus itu menjadi dampak signifikan pertama pada perusahaan penerbangan sejak merebaknya virus korona jenis baru. Angka korban tewas akibat wabah virus korona baru, hingga Rabu kemarin, meningkat menjadi hampir 500 orang. Padahal, sebelumnya Airbus menargetkan peningkatan produksi pabriknya menjadi enam unit pesawat A320 per bulan mulai awal tahun ini dari sebelumnya empat unit per bulan.
”Fasilitas jalur perakitan akhir Tianjin saat ini ditutup,” kata Airbus dalam sebuah pernyataan. ”Airbus terus-menerus mengevaluasi situasi dan memantau setiap dampak potensial terhadap produksi dan pengiriman dan akan mencoba memitigasinya melalui rencana alternatif jika diperlukan.”
Sumber-sumber dari kalangan industri mengatakan, pabrik Airbus di Tianjin telah ditutup bersama dengan pabrik-pabrik lain selama musim liburan Imlek. Awalnya pabrik itu dijadwalkan dibuka kembali pada akhir Januari. Namun, rencana itu ditangguhkan karena wabah virus memukul jalur logistik.
Di tempat terpisah, perusahaan Foxconn asal Taiwan dikabarkan secara bertahap akan membuka pabrik-pabriknya di China mulai pekan depan. Namun, sumber dari perseroan memperkirakan, produksi secara penuh perseroan masih butuh waktu setidaknya dua pekan setelah pabrik dibuka lagi.
Suku bunga acuan
Dampak perekonomian dari merebaknya virus korona baru juga menjadi tinjauan sejumlah bank sentral. Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), dan otoritas moneter Singapura tampaknya siap melonggarkan kebijakannya terkait suku bunga acuan. Bank Rakyat China (PBOC) juga kemungkinan menurunkan suku bunga pinjaman utama bulan ini dan memangkas rasio cadangan bank.
Deputi Gubernur BOJ Masazumi Wakatabe mengatakan bahwa pihaknya membuka semua opsi, termasuk menurunkan suku bunga yang sudah negatif. Dollar Singapura jatuh ke level terendah hampir empat bulan setelah otoritas moneter negara itu mengatakan memiliki ruang untuk melemah guna mengimbangi dampak virus.
(AFP/REUTERS/BEN)