Meskipun Presiden Donald Trump akhirnya dinyatakan tidak bersalah dalam sidang pemakzulan di Senat AS, tidak semua Republikan di Senat memiliki sikap yang sama.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Senator Republikan berselisih pendapat soal pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Meski akhirnya Trump dibebaskan dari dua dakwaan pemakzulan, ada senator Republikan yang menyatakan dia bersalah.
Dalam pemungutan suara, Rabu (5/2/2020) siang waktu Washington atau Kamis dini hari WIB, Senat memutuskan Trump tidak bersalah. Dengan demikian, Trump dibebaskan dari dakwaan pemakzulan. Butuh dukungan sekurangnya 67 dari seluruh 100 senator untuk menyatakan Trump bersalah. Hal itu sulit terjadi karena Republikan yang mendukung Trump menguasai 53 kursi Senat.
Meskipun demikian, hasil pemungutan suara menunjukkan tidak seluruh Republikan sepakat Trump tidak bersalah. Untuk dakwaan pertama tentang penyalahgunaan kewenangan dalam skandal Ukraina, 52 dari 53 senator Republikan menyatakan Trump tidak bersalah. Untuk dakwaaan kedua tentang perintangan penyelidikan oleh kongres terkait dakwaan pertama, seluruh Republikan sepakat Trump tidak bersalah.
Mitt Romney dari daerah pemilihan Utah adalah satu-satunya Republikan yang menilai Trump bersalah untuk dakwaan pertama. Sementara untuk dakwaan kedua, ia sepakat dengan partainya dengan menyatakan Trump tidak bersalah. ”Saya tahu sejak harus mulai mengadili presiden–pemimpin di partai saya sendiri–akan menjadi keputusan paling sulit yang pernah saya buat,” ujar politisi yang kerap mengkritik Trump itu.
Mengerikan
Romney meyakini Trump bersalah dalam skandal Ukraina. ”Pertanyaan penting terkait tugas sesuai konstitusi bagi senator adalah apakah presiden melakukan tindakan mengerikan setara kejahatan serius dan perilaku tidak patut. Ya, dia melakukannya. Presiden meminta pemerintahan asing untuk menyelidiki lawan politiknya. Presiden menahan bantuan militer penting agar pemerintahan itu mau melakukan (permintaan Trump). Presiden menunda (pencairan) dana bagi sekutu AS dalam perang melawan penjajah Rusia. Tujuan presiden adalah pribadi dan politik. Karena itu, presiden bersalah dalam penyalahgunaan kepercayaan yang amat mengerikan,” tuturnya dalam pernyataan di Senat.
Selama berpidato di Senat, ia mengungkap kemungkinan pembalasan atas pilihan itu. ”Saya sadar, ada orang di partai saya dan di negara bagian saya yang sangat tidak setuju atas keputusan saya dan di beberapa kesempatan saya akan sangat ditolak. Saya yakin mendengar perundungan oleh presiden dan pendukungnya. Adakah yang percaya saya menyetujui konsekuensi (tindakan) hari ini selain dari kewajiban tidak terhindarkan atas sumpah demi Tuhan yang saya ucapkan? Saya bersumpah dengan nama Tuhan secara serius,” tuturnya.
Ketua Mayoritas Senat McConnell (Republikan) menentang pemakzulan Trump. Upaya itu dinilainya sebagai penghinaan terhadap kebijakan Pemerintah AS.
”Kita tidak membiarkan demam faksionalis membuyarkan kelembagaan. Saya harap kita mau melihat lagi pemungutan suara ini dan menyatakan inilah saat demam itu berakhir. Saya berharap kita tidak berkata ini hanya permulaan,” katanya.
Seluruh Demokrat tidak setuju dengan Republikan. ”Faktanya jelas. Bantuan keamanan untuk Ukraina ditunda dalam upaya untuk menguntungkan kampanye politik. Para pembela pemerintah menyatakan perilaku itu tidak serius. Padahal sangat membahayakan prinsip dasar demokrasi Amerika tentang penggunaan kekuasaan federal untuk tujuan pribadi,” kata Senator Demokrat Kyrsten Sinema. (AP/REUTERS)