Meskipun berhasil melewati ”lubang jarum” di Senat AS, langkah Presiden Donald Trump untuk memenangi lagi pemilu AS belum terjamin.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA/KRIS MADA/ B. Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
WASHINGTON, Kamis — ”Kemenangan” di Senat sejatinya belum memberi jaminan bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk dengan mudah memenangi pemilu pada November 2020. Trump harus menyiapkan diri dan meyakinkan publik mampu melawan calon presiden dari Partai Demokrat dalam pertarungan selama sembilan bulan penuh.
Sebagaimana diberitakan, Republikan di Senat berhasil membersihkan Trump dari tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres. Namun, dukungan Republikan untuk Trump tidak utuh.
Senator Mitt Romney, calon presiden dari Partai Republik 2012, adalah satu-satunya Republikan yang sepakat dengan posisi Demokrat—yang seluruh anggota fraksinya di Senat—menyatakan Trump bersalah. Dalam sidang pemakzulan itu, seluruh anggota fraksi Demokrat di Senat menyatakan Trump bersalah.
”Pemungutan suara ini bukan pembenaran, itu bukan pembebasan nyata, itu bukan kemenangan,” kata Senator Partai Demokrat asal Connecticut Richard Blumenthal. ”Tidak ada artinya dalam hal rasa bersalah atau tidak bersalah karena rakyat Amerika akan menarik kesimpulan sendiri dari apa yang mereka lihat.”
Namun, di sisi lain, Demokrat sendiri belum yakin dengan langkah mereka selanjutnya, terutama terkait dengan penyelidikan atas sejumlah tuduhan yang ditunjukkan kepada Trump.
Ada beberapa kasus yang tertunda terkait upaya Demokrat mendapatkan lebih banyak informasi dari Trump. Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa DPR akan melindungi Konstitusi ”baik di pengadilan hukum maupun di pengadilan opini publik”.
Namun, Demokrat hingga saat ini belum mengatakan apakah mereka akan memanggil John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Trump, untuk bersaksi kepada komite di DPR AS. Sementara di Senat, Partai Republik menolak upaya Demokrat untuk memanggil Bolton untuk bersaksi selama persidangan.
Menyikapi posisi Demokrat, pemimpin fraksi Republik di Senat, Mitch McConnell, kepada wartawan mengatakan, Demokrat menggunakan pemakzulan untuk coba mendapatkan keuntungan dalam pemilu November nanti, terutama untuk menguasai Senat. Dia menyebut upaya itu sebagai ”kesalahan politik kolosal”.
Tuduhan McConnell mengacu pada sikap Demokrat yang menarasikan bahwa pembebasan Trump dari pemakzulan telah menempatkan Trump sebagai presiden yang bisa menentang norma-norma politik dan melukisnya sebagai ancaman bagi demokrasi AS. Menjadi demagog yang bertindak tanpa hukum.
Unggul
Akan tetapi, tak dapat dimungkiri bahwa kemenangan di Senat menegaskan keunggulan Trump atas Demokrat. Selain itu, Trump juga telah memberi sinyal untuk melanjutkan kampanye pemilihan presiden.
”Sepanjang proses (upaya pemakzulan) yang korup ini, Presiden Trump berhasil memajukan kepentingan AS dan tetap fokus pada masalah yang penting bagi rakyat. Demokrat, sekali lagi, tidak memiliki apa-apa untuk menunjukkan penipuan mereka,” ujar Gedung Putih.
Gedung Putih melanjutkan, Trump dengan senang akan melupakan upaya pemakzulan oleh Demokrat. Setelah dinyatakan tidak bersalah, melalui Twitter, Trump mengunggah sebuah video editan halaman depan majalah Time berisi spanduk yang bertuliskan ”Trump 2024” hingga ”Trump 90.000”. Video itu berakhir dengan tulisan ”Trump 4EVA” atau ”Trump Selamanya” yang menunjukkan Trump ingin menjadi presiden selama beberapa dekade mendatang. (AP/AFP/Reuters)