Korban Tewas akibat Virus Korona Jadi 908 Orang, Tim Ahli WHO ke Beijing
Korban tewas akibat virus korona tipe baru (2019-nCoV) di daratan China menjadi 908 orang pada Senin ini. WHO pun mengirim tim ahli internasional ke China untuk menyelidiki wabah virus korona tipe baru tersebut.
BEIJING, SENIN — Sebuah misi internasional yang diorganisasi Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah bertolak ke Beijing, China, untuk menyelidiki wabah virus korona tipe baru di negara itu. Misi yang dipimpin langsung Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus itu terdiri dari para ahli internasional.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Senin (10/2/2020), melaporkan, korban tewas akibat virus korona tipe baru (2019-nCoV) di China daratan telah menjadi 908 orang. Ditambah dengan dua korban tewas, masing-masing satu di Hong Kong dan satu di Filipina, virus telah merenggut nyawa 910 orang.
Jumlah korban tewas akibat virus korona di China daratan meningkat menjadi 97 orang setelah pada hari sebelumnya terjadi penurunan jumlah korban tewas. NHC menambahkan, sebanyak 3.062 kasus lainnya telah dilaporkan dalam 24 jam sebelumnya sehingga kasus virus korona yang terkonfirmasi menjadi 40.171.
Ghebreyesus, yang bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Beijing pada akhir Januari 2020, kini kembali ke Beijing dengan kesepakatan pengiriman misi internasional. Namun, pengiriman tim ahli tersebut memerlukan waktu hampir dua minggu untuk mendapatkan izin Beijing terkait dengan komposisi tim ahli tersebut.
”Saya baru saja berada di bandara melihat para anggota tim pendahulu untuk misi pakar internasional #2019nCoV yang dipimpin oleh WHO, untuk #China dipimpin oleh Dr Bruce Aylward, pakar berpengalaman yang menangani keadaan darurat kesehatan masyarakat pada masa lalu,” kata Ghebreyesus lewat Twitter dari Geneva, Swiss, Minggu.
WHO mengumumkan keadaan darurat global terkait virus korona pada 30 Januari 2020, beberapa hari setelah pemerintah pusat China memerintahkan 60 juta warga Povinsi Hubei untuk tidak bepergian keluar Provinsi. Wuhan, ibu kota Hubei, menjadi pusat penyebaran virus korona yang terdeteksi pertama kali pada Desember 2019 di pasar makanan laut.
Baca juga: Virus Korona Baru
Pemprov Hubei pada Minggu (9/2) melaporkan, ada 91 kematian, sementara di Wuhan ada 73 orang meninggal dunia. Jumlah infeksi baru yang dikonfirmasi di China daratan telah meningkat pada Minggu setelah sempat menurun pada hari Sabtu (8/2) untuk pertama kalinya sejak 1 Februari.
Juru bicara NHC, Mi Feng, mengatakan, kenaikan jumlah korban tewas pada hari Senin ini adalah perubahan dari berkurangnya kasus baru secara signifikan yang dilaporkan Minggu, yakni 2.656 kasus. Jumlah kasus turun sekitar 20 persen dari 3.399 kasus baru yang dilaporkan dalam periode 24 jam sebelumnya.
Fakta penurunan jumlah kasus tersebut telah mendorong optimisme bahwa mekanisme kontrol bersama dari beberapa daerah di China dan pencegahan serta tindakan pengendalian virus korona yang ketat telah berhasil.
Di luar China
Pada Minggu, kasus virus korona tipe baru juga dilaporkan di Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Inggris, dan Spanyol. Lebih dari 360 kasus telah terkonfirmasi di luar China daratan.
Ian Lipkin, Direktur Pusat Infeksi dan Kekebalan Universitas Columbia, mengatakan dalam konferensi pers daring pada Minggu bahwa pengurangan dramatis dalam laju penyebaran virus korona harus dimulai pada Februari ini. Lipkin pernah membantu WHO dan otoritas China selama wabah sindrom Pernapasan akut parah (SARS) pada 2002-2003.
Menurut Lipkin, cuaca yang lebih hangat akan mengurangi kemampuan virus untuk menyebar dan membuat warga keluar dari ruang tertutup yang menyebabkan penularan virus menjadi lebih mudah.
Namun, kata dia, jika kasus-kasus baru melonjak ketika warga kembali bekerja setelah liburan Imlek yang saat ini diperpanjang untuk mengurangi risiko penyebaran virus, itu akan menjadi masalah.
Baca juga: Apa yang Sudah dan Belum Kita Ketahui tentang Virus Korona Jenis Baru (2019-nCoV)
Kasus di Inggris yang terbaru adalah kasus yang keempat di negara tersebut, sementara Spanyol melaporkan kasus yang kedua. Keduanya di Mallorca, sebuah pulau liburan yang populer di Mediterania. Kasus pertama adalah seorang turis Jerman yang didiagnosis seminggu lalu di Kepulauan Canary di barat Afrika.
Pusat Mikrobiologi Nasional Spanyol menyatakan, pihak berwenang berupaya mengidentifikasi setiap orang yang melakukan kontak dengan seorang pria Inggris yang kasusnya terdeteksi di Mallorca itu.
Kasus virus korona baru tersebut muncul justru ketika pihak berwenang di Eropa berusaha menahan penyebaran virus dengan melacak orang-orang yang melakukan kontak dengan mereka yang sudah terinfeksi.
Sebelumnya, Perancis menutup dua sekolah setelah lima wisatawan Inggris terkena virus di sebuah resor ski. Kedua kasus baru diperoleh selama perjalanan ke Perancis. Sementara Malaysia, Korea Selatan, dan Vietnam masing-masing melaporkan satu kasus baru.
Menurut Kepala Staf Medis Inggris Profesor Chris Whitty, kasus baru di Inggris adalah kontak yang diketahui dari kasus yang sebelumnya dikonfirmasi di sana. Dia menambahkan, para ahli terus bekerja keras melacak kontak pasien.
Melampaui kasus SARS
Korban tewas virus korona 908 orang tersebut telah melampaui jumlah 774 orang yang merupakan korban tewas karena SARS, wabah virus lain yang berasal dari China. Total kasus virus korona yang terkonfirmasi jauh melebihi kasus SARS sebanyak 8.098 kasus.
Jepang melaporkan enam kasus lagi di antara 3.700 penumpang dan awak kapal pesiar yang dikarantina, Diamond Princess, sehingga jumlah infeksi di kapal menjadi 69 kasus.
Kasus-kasus baru virus korona telah menginfeksi seorang penumpang Amerika berusia 70-an dan lima anggota awak kapal, empat warga Filipina dan seorang warga Ukraina.
Korea Selatan melaporkan sebuah kasus baru pada seorang perempuan berusia 73 tahun yang kerabatnya mengunjungi Provinsi Guangdong, China selatan, sehingga total kasus menjadi 27. Anggota keluarga, seorang pria Korea Selatan berusia 51 tahun dan seorang warga China perempuan berusia 37 tahun, dipastikan terinfeksi pada Minggu malam.
Vietnam melaporkan kasus virus korona yang ke-14. Kementerian Kesehatan Vietnam menyatakan, kasus ke-14 seorang perempuan berusia 55 tahun di Provinsi Vinh Phuc, di mana sebelumnya juga ditemukan enam pasien yang terinfeksi virus korona.
Malaysia melaporkan kasus yang ke-17, yakni menantu perempuan berusia 65 tahun yang sebelumnya didiagnosis terinfeksi virus korona.
Sebanyak 1.800 penumpang dan 1.800 awak kapal pesiar Dream World dibebaskan dari karantina setelah pihak berwenang Hong Kong menyatakan tidak menemukan kasus yang terinfeksi setelah dilakukan pengujian.
Baca juga: Ilmuwan Berkejaran dengan Waktu demi Vaksin Korona Baru
Kapal itu diisolasi setelah delapan penumpang asal China daratan didiagnosis terinfeksi virus korona pada Januari lalu.
Pejabat pelabuhan Hong Kong, Leung Yiu-hon, mengatakan, beberapa penumpang dengan gejala dinyatakan negatif tidak perlu diuji semuanya karena mereka tidak memiliki kontak dengan penumpang dari China yang terinfeksi virus korona tersebut.
Sementara itu, Hong Kong mulai memberlakukan karantina 14 hari untuk mereka yang baru tiba dari China daratan. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menolak tuntutan beberapa pekerja rumah sakit untuk menutup perbatasan sepenuhnya.
Ingin penjelasan
Sementara itu, Lu Shuyun, ibu dari dokter Li Wenliang (34) yang meninggal pekan lalu di Wuhan, mengatakan, dirinya ingin penjelasan dari pihak berwenang yang menegur putranya karena memperingatkan tentang virus korona tersebut.
Ibu itu mengatakan dalam sebuah video yang dirilis hari Minggu bahwa dirinya menginginkan penjelasan dari pihak berwenang yang menegur Li Wenliang karena memperingatkan tentang virus tersebut pada Desember 2019.
Baca juga: Kematian Dokter Li Wenliang Memicu Kemarahan Warga China
Kematian Li Wenliang memicu kemarahan publik terhadap pejabat di kota Wuhan. Beberapa unggahan di akun microblog Li Wenliang mengatakan bahwa para pejabat di kota Wuhan harus menghadapi konsekuensi karena memperlakukan Li Wenliang dengan tidak adil.
”Anak saya dipanggil oleh Biro Kepolisian Wuhan pada tengah malam. Dia diminta menandatangani pemberitahuan peringatan,” kata Lu Shuyun dalam video yang didistribusikan oleh Pear Video, sebuah platform siaran online. ”Kami tidak akan menyerah jika mereka tidak memberi kami penjelasan,” kata Lu Shuyun.
Video itu memperlihatkan bunga di rumah Lu Shuyun dengan catatan yang berbunyi, ”Pahlawan itu abadi. Terima kasih”.
Menerima pasien
Sebuah rumah sakit dengan kapasitas 1.500 tempat tidur yang berhasil dibangun dalam dua minggu di Wuhan menerima pasien pertamanya pada hari Sabtu. Sementara rumah sakit lainnya dengan kapasitas 1.000 tempat tidur yang dibangun dalam 10 hari dibuka Minggu lalu.
Kantor berita Xinhua melaporkan, Pemerintah Provinsi Hubei dan sekitarnya akan membayar subsidi kepada petani, produsen makanan, dan supermarket lainnya serta memberikan keringanan pajak kepada perusahaan yang menyumbang untuk mengatasi upaya antivirus korona.
Ongkos lembur bagi karyawan perusahaan yang membuat pasokan medis juga akan disubsidi.
Para pemimpin China berusaha menjaga pasokan makanan tetap mengalir ke kota-kota yang ramai meskipun ada pengendalian virus korona. Mereka juga berupaya mengatasi kekhawatiran kemungkinan kekurangan dan lonjakan harga setelah sebagian besar akses ke Wuhan dan kota-kota terdekat terputus.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan bahwa ada dua penerbangan dari Wuhan telah mendarat di AS membawa warga AS, penduduk tetap, dan kerabat dekat. Lebih dari 800 orang Amerika telah dievakuasi dari Wuhan.
Baca juga: China Selidiki Kematian Dokter Pengungkap Virus Korona Baru di Wuhan
Sebuah pesawat mendarat hari Minggu di Inggris yang membawa 200 orang dari Wuhan. Para pejabat mengatakan, penerbangan evakuasi kedua Inggris membawa 105 warga negara Inggris dan 95 warga negara Eropa serta anggota keluarga lainnya. Para penumpang akan dikarantina di hotel selama 14 hari.
Puluhan warga Brasil yang dipulangkan dari China dan mendarat pada Minggu pagi di pangkalan udara di Negara Bagian Goias, di mana mereka akan dikarantina selama 18 hari.
Sebuah penerbangan carter yang membawa warga Filipina dari Wuhan tiba di Filipina. Sebanyak 29 orang dewasa dan 1 bayi akan dikarantina selama 14 hari.
Di tempat lain di China, kota metropolitan Chongqing mengatakan kepada komunitas perumahan untuk menutup gerbang perumahan mereka dan memeriksa pengunjung apakah mereka mengalami demam. Pemerintah mengatakan, penyebaran virus melalui ”pertemuan keluarga” telah dilaporkan di Chongqing.(REUTERS/AP/AFP)